Mohon tunggu...
Citra Mustikawati
Citra Mustikawati Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Bekas penyiar radio berita yang sedang mencoba jadi penulis cerita anak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kredibilitas Ada karena Persepsi

26 April 2011   01:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:24 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="344" caption="http://google.com"][/caption]

A Good Man Speaks Well _Quintillianus_

Dalam psikologi komunikator ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas komunikator dalam melakukan komunikasi. Faktor-faktor ini biasa disebut ethos, yakni terdiri dari kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan. Ketiga faktor ini memberikan pengaruh yang berbeda dalam proses komunikasi. Pada tulisan kali ini, penulis hanya akan memberikan fokus pada kredibilitas.

Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat komunikator. Ada dua hal yang terkandung pada pengertian ini, yaitu 1) Kredibilitas adalah persepsi komunikan; jadi tidak inheren dalam diri komunikator; 2) Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kredibilitas seseorang muncul karena persepsi yang berasal dari komunikan terhadap sifat-sifat yang melekat pada orang tersebut.

Seorang pengajar masuk ke kelas dengan pakaian yang sepadan dari atas hingga ke bawah. Tak lupa menjinjing laptop dan buku. Tak ada satu peserta didik pun yang menilai bahwa orang itu tidak kredibel. Dilihat dari penampilannya saja sudah begitu meyakinkan bahwa pengajar itu memiliki kredibilitas tinggi. Komunikasi nonverbal yang ditampilkan pengajar itu telah berhasil membawa persepsi peserta didik kepada kredibilitasnya. Kemudian pengajar tadi mulai berbicara di depan kelas, menerangkan bagaimana menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Benar-benar menyenangkan karena semua peserta didik dapat mengerti dengan cepat. Pengajar tadi tak ada mengucapkan kata “eh” atau “apa namanya” di setiap pembicaraannya. Semua materi sepertinya sudah ada dalam ingatannya. Hanya perlu spidol untuk menuliskan dan menjelaskannya pada kelas.

Kredibilitas yang telah dibangun di awal pertemuan kelas kemudian menjadi hancur saat pengajar itu tak lagi masuk kelas, datang ke kelas terlambat lebih dari 15 menit, bahkan ujian tengah semester pun tidak ada. Kredibilitas sang pengajar pun hilang. Perilaku pengajar tadi susah menghancurkan persepsi para peserta didik. Sekalipun mereka tahu bahwa pengajar tersebut bukan orang biasa itu terlihat dari gelar yang berjajar di belakang namanya. Ditambah lagi kedudukannya yang sebagai petinggi dari sebuah instansi pendidikan. Itu semakin membuatnya sibuk dan kehilangan waktu untuk mengajar di kelas. Tak ada kata maklum lagi jika kelas yang ditinggalkan lebih banyak daripada mengajar di kelas.

Keahlian dan kepercayaan adalah komponen dari kredibilitas. Keahlian adalah kesan yang dibentuk peserta didik tentang kemampuan pengajar dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan. Pengajar yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap sebagai cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman bahkan terlatih. Sementara kepercayaan adalah kesan peserta didik tentang pengajar yang berkaitan dengan wataknya. Apakah pengajar dinilai jujur, tulus, bermoral, adil, sopan, dan etis. Kedua komponen kredibilitas di atas sudah hilang dari diri si pengajar.

Sumber:

Rakhmat, Jalaluddin. 1986. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya CV

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun