Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wabah Klitih Menular ke Pedesaan

28 Agustus 2022   07:24 Diperbarui: 29 Agustus 2022   00:15 1652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Spanduk siap memberantas klitih di pertigaan desa Salaman Kecamatan Salaman Kab. Magelang.(dokpri)

Wabah klitih akhirnya juga menular ke pedesaan. Sekitar sebulan lalu satu kelompok klitih berulah di wilayah Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. 

Suatu wilayah yang relatif jauh jaraknya dengan Yogjakarta. Maka tidak mengherankan apabila dikatakan bahwa Klitih telah menjadi varian baru masalah sosial di Yogjakarta sekitarnya.

Kehadiaran klitih juga telah melahirkan ideologi baru. Fenomena ini setidaknya dapat dicermati dari proses kelahiran (sejarah) dan tahapan aktivitas yang dilakukan secara periodik. 

Konsep ideologi dalam tulisan ini lebih ditekankan pada sesuatu yang menjadi cita-cita yang ingin diperjuangkan. Sebagai ideologi, maka cita-cita tersebut akan bermuara pada perjuangan menunjukkan identitas diri dan kelompok.

Pembentukan identitas tersebut memerlukan waktu untuk berubah bentuk. Dalam proses tersebut akan muncul relasi sosial-psikologis baik secara internal maupun eksternal yang mempengaruhi.

Relasi sosial-psikologis yang bersifat internal dapat dicermati pada hubungan dan solidaritas antar individu dalam suatu kelompok klitih. Makin kuat hubungan dan solidaritas antar personal akan berpengaruh kuat secara psikologis. 

Dampak psikologis yang akan memancar adalah makin solid pertemanan antar mereka. Dampak lebih lanjut adalah makin beraninya mereka menampilkan ulah. Sebab seringnya mereka berulah akan membawa identitas kelompoknya makin dikenal oleh sesama antar kelompok klitih.

Relasi sosial-psikologis yang bersifat eksternal adalah hubungan terhadap pihak luar, baik yang bersifat disosiatif maupun asosiatif. Hubungan disosiatif lebih mengarah pada pesaingan gengsi antar kelompok klitih. 

Hubungan asosiatif merujuk pada sikap antar mereka untuk bekerjasama mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Maka makin besar kelompok asosiatif mereka, akan mendorong mereka makin berani membuat ulah di tengah masyarakat.

Sikap ini akhirnya mendorong kelompok klitih yang masuk kategori baru lahir belum berani bergabung. Akibatnya mereka berusaha mencari perhatian di luar zona pusatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun