Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Langkah Sederhana Mengembangkan Berpikir Kritis Peserta Didik dalam Pembelajaran Daring

12 Juli 2021   11:20 Diperbarui: 13 Juli 2021   15:05 2455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi alur berpikir kritis oleh Debbie Roberts/Engage Visually via flickr.com

Paling tidak aspek-aspek berpikir kritis meliputi kemampuan peserta didik menganalisis masalah, mengevaluasi masalah, melakukan intepretasi masalah.

6) Buatlah Lembar Kerja Siswa yang mendorong peserta didik berpikir analitis, problematis, evaluative dan solutif.  

Lembar Kerja Siswa (LKS) sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Apalagi dalam pembelajaran Daring. Sebab pada lembar tersebut guru memaparkan kegiatan apa saja yang harus dikerjakan oleh peserta didik. 

Apalagi tujuannya adalah mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Maka LKS menjadi penentu dalam pencapaian tujuan tersebut. LKS sekaligus dapat dijadikan sebagai instrumen pencapaian tujuan pembelajaran.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun LKS agar dapat menjadi instrumen penting pencapaian kompetensi berpikir kritis antara lain:

  • Berpikir kritis yang akan dikembangkan tetap mengacu pada resume materi yang disusun guru. Langkah ini guna mengukur ketercapaian ranah kognitif peserta didik. Acuan resume materi adalah Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK). Sehingga IPK yang disusun guru harus berpedoman pada KD 3 dan KD 4 (keterampilan).  Pada KD 4 lah guru dapat membidik pengembangan kompetensi berpikir kritis.
  • Sebagai bagian dari keterampilan berpikir tinggi, maka upaya guru mengembangkan kompetensi berpikir kritis merupakan salah satu capaian KD 4 (keterampilan). Oleh sebab itu guru bisa merancang pada Lembar Kerja Siswa dengan memilih salah satu jenis kompetensi keterampilan (unjuk kerja/praktik, proyek, portofolio, produk atau teknik  lainnya).
  • Berikan "peraga" berupa tabel, gambar, kasus, atau fakta nyata yang terjadi di masyarakat.
  • Tabel, gambar, kasus atau fakta merupakan jembatan guru agar peserta didik dapat difokuskan pada masalah yang akan dikaji dan didalami dengan pendekatan berpikir tingkat tinggi.
  • Instruksi kegiatan yang diberikan oleh guru harus bersifat analitik, problematik, intepretatif dan evaluatif. Agar dapat membantu peserta didik sebaiknya guru memberikan arahan dengan menggunakan langkah berpikir 4 W 1 H (What, When, Where, Why dan How)

Sebisa mungkin lebih ditekankan pada layanan pembelajaran individual. Oleh sebab itu kegiatan yang diperintahkan di LKS adalah kegiatan individual. Apakah kerja kelompok dilarang? Tentu tidak. Guru bisa merancang kerja kelompok manakala peserta didik pada kelas tertentu memang memungkinkan diarahkan pada kerja kelompok. 

Maka modal besar guru dalam menata kegiatan pembelajaran dengan kerja kelompok dalam pembelajaran daring adalah pemahaman karakterisitik peserta didik yang merata dan utuh di kelas tersebut. Namun berdasar pengalaman di lapangan, kerja kelompok kurang efektif selama pembelajaran daring.

Beberapa langkah sederhana tersebut utamanya terletak pada langkah resume materi dan LKS. Oleh sebab itu dalam menyusun ke dua hal tersebut dituntut memahami pokok-pokok materi dan kemampuan guru mencermati celah-celah materi yang relevan untuk dikembangkan dalam berpikir kritis.

Sebagai sebuah langkah, cara tersebut tidak mungkin bisa mencapai 100 % keberhasilan. Namun berdasar pengalaman di lapangan langkah tersebut bisa mencapai tingkat partsisipasi 80 % dan memenuhi indikator keberhasilan 70 %. 

Data tersebut tentu didasarkan pada kualitas berpikir kritis peserta didik dalam mengerjakan tugas guru melalui LKS yang dikumpulkan melalu WA group kelas. Semoga bermanfaat!

Referensi:

  • Suprijono, Agus.2016. Model - Model Pembelajaran Emansipatoris.Pustaka Pelajar.Yogjakarta
  • Asmani, Ma'mur, Jamal.2012. 7 Tips Aplikasi PAKEM: Menciptakan Metode Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.Diva Pers.Yogjakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun