Mohon tunggu...
cipto lelono
cipto lelono Mohon Tunggu... Guru - Sudah Pensiun Sebagai Guru

Menulis sebaiknya menjadi hobi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

"Duka Lara" Rakyat Ngawi di Balik Proyek Spektakuler Benteng Van Den Bosh

19 Juni 2021   14:04 Diperbarui: 19 Juni 2021   14:22 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngawi merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang mempunyai sejarah panjang. Rekam jejak kehidupan manusia pra sejarah juga ditemukan di sini. Di Ngawi terdapat Museum Trinil sebagai salah satu upaya memberikan penjelasan tentang jejak kehidupan manusia purba (pra sejarah).

Berdasar catatan sejarah yang ada,  Ngawi sudah ada sejak 7 Juli 1358 M ((https://id.wikipedia.org/wiki/).  Berdasar penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa Ngawi sudah ada sejak zaman Majapahit masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk.

Seiring perkembangan politik, Indonesia akhirnya dijajah oleh pemerintah Belanda. Sebab  31 Desember 1799 M VOC yang pernah berkuasa dinyatakan bubar. Maka sejak tahun 1800 Indonesia dijajah oleh pemerintah Belanda.

Periode tahun 1825-1830 terjadi perang Diponegoro. Perang ini berhasil menjatuhkan moral Belanda, namun dengan "politik pengkianatan" Diponegoro berhasil ditangkap dan diasingkan.

Dalam perang tersebut di Ngawi juga terjadi perlawanan terhadap Belanda. Perlawanan terhadap Belanda dipimpin oleh Adipati Judodiningrat dan Raden Tumenggung Surodirjo, serta salah satu pengikut Pangeran Diponegoro bernama Wirotani. Namun perlawanan mereka dapat dipatahkan. Pada tahun 1825 Ngawi berhasil direbut dan diduduki oleh Belanda. (https://id.wikipedia.org/wiki/Benteng_Van_den_Bosch). Pangeran Diponegoro mengirim KH Nursalim untuk membantu perlawanan terhadap Belanda dan menyebarkan Islam di Ngawi.

Untuk mempertahankan nilai strategis Ngawi sebagai lalu lintas perniagaan yang menghubungkan Jawa Timur dengan Jawa Tengah, maka pada tahun 1839 dibangun benteng yang diberi nama Van Den Bosc. Benteng ini selesai dibangun tahun 1845 dan dihuni oleh 250 orang tentara bersenjata dan 60 orang kavaleri.(sumber)

Dilihat dari arsitekturnya benteng Van Den Bosh termasuk benteng yang megah dan karismatis. Baik dari pintu masuk, konsep bangunan secara menyeluruh, segmen-segmen bangunan sesuai dengan peruntukan. Tentu saja anasir teknologi Eropa menambah karisma tersendiri Benteng Van Den Bosh.

Keterangan: Nampak bangunan benteng secara menyeluruh yang diambil dari atas./Foto: Nugrohosugiharto
Keterangan: Nampak bangunan benteng secara menyeluruh yang diambil dari atas./Foto: Nugrohosugiharto
Melihat bangungan yang demikian maka tidak salah apabila Benteng Van Den Bosc menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik. Selain sebagai obyek wisata sejarah, benteng ini juga dapat menjadi obyek kajian seni maupun Teknik bangunan/arsitektur.

dokpriKeterangan: Bersama dengan teman-teman Alumni FKIP-Sejarah UNS 1986 melakukan kunjungan di benteng Van Den Bosc pada Tahun 2017 (Sumber:dokumentasi pribadi)
dokpriKeterangan: Bersama dengan teman-teman Alumni FKIP-Sejarah UNS 1986 melakukan kunjungan di benteng Van Den Bosc pada Tahun 2017 (Sumber:dokumentasi pribadi)
Kemegahan tata bangun juga dapat dilihat dari halaman dalam benteng. Pilar-pilar penyangga bangunan, daun pintu yang melengkung serta bentuk bangunan yang ada di lorong-lorong bangunan.

Keterangan: Pilar-pilar benteng mencerminkan adanya konsep bangunan yang kokoh dan indah. Kemegahan bangunan nampak pada seni bangunan yang didesaian dengan arsitek bangunan Eropa/Nugrohosugiharo
Keterangan: Pilar-pilar benteng mencerminkan adanya konsep bangunan yang kokoh dan indah. Kemegahan bangunan nampak pada seni bangunan yang didesaian dengan arsitek bangunan Eropa/Nugrohosugiharo
Keterangan: salah satu bangunan yang ada di tengah benteng. Hal ini menunjukkan adanya kemegahan dari sisi tata letak bangunan pada masing-masing bagian benteng/www.casmudiberbagi.com
Keterangan: salah satu bangunan yang ada di tengah benteng. Hal ini menunjukkan adanya kemegahan dari sisi tata letak bangunan pada masing-masing bagian benteng/www.casmudiberbagi.com
Keterangan: Kemegahan bangunan juga nampak pada lorong-lorng yang ada dalam bangunan benteng/correcto.id
Keterangan: Kemegahan bangunan juga nampak pada lorong-lorng yang ada dalam bangunan benteng/correcto.id
Kemegahan yang lain juga dapat dilihat pada segmen-segmen yang mewakili konsep bangunan sebagai benteng pertahanan

Keterangan: di dalam bangunan terdapat bangunan penjara yang berfungsi sebagai tempat menahan, menawan musuh (pejuang kita) yang tertangkap/www.casmudiberbagi.com
Keterangan: di dalam bangunan terdapat bangunan penjara yang berfungsi sebagai tempat menahan, menawan musuh (pejuang kita) yang tertangkap/www.casmudiberbagi.com
Dibalik kemegahannya itu, pendirian Benteng Van Den Boch menyisakan "derita" bagi rakyat Ngawi pada masa itu. Sebab pembangunan benteng tersebut selain berfungsi sebagai pertahanan, namun bersamaan dengan periode tersebut sejak 1830 Van Den Bosh yang ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal di Hindia Belanda menerapkan kebijakan politik baru yaitu Cultul Stelsell (Sistem Tanam Paksa).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun