Mohon tunggu...
Cipta Wardaya
Cipta Wardaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Indonesia itu indah.. Indonesia itu hebat.. Indonesia itu keren.. Banggalah menjadi jati diri Indonesia, kawan\r\n!\r\nwww.soulofcipta.blogspot.com \r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Pendidikan Moral

11 Juli 2010   05:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:57 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menghadapi krisis moral yang sedang menghantam bangsa ini, maka sudah seharusnya Pendidikan mengambil peranan utama yang berdiri di garda terdepan sebagai benteng moral bangsa. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Di dalam Bab II Pasal 3 UU Sisdiknas juga dituliskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Hal itu menunjukkan betapa pentingnya pendidikan moral dan pembangunan karakter bangsa. Pendidikan moral merupakan bagian integral yang sangat penting dari pendidikan kita. Untuk itu dunia pendidikan harus mampu menjadi motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan moral bangsa, sehingga setiap peserta didik mempunyai kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan sendi-sendi NKRI dan norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.

Secara kebahasaan perkataan moral berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang merupakan bentuk jamak dari perkataan mos yang berarti adapt kebiasaan. Dalam kamus Umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Istilah moral biasanya dipergunakan untuk menentukan batas-batas suatu perbuatan, kelakuan, sifat dan perangkai dinyatakan benar, salah, baik, buruk, layak atau tidak layak, patut maupun tidak patut. Moral dalam istilah dipahami juga sebagai (1) prinsip hidup yang berkenaan dengan benar dan salah, baik dan buruk. (2) kemampuan untuk memahami perbedaan benar dan salah. (3) ajaran atau gambaran tentang tingkah laku yang baik. (http://www.nu.or.id)

Pendidikan moral sebagai bagian dari pendidikan nilai di sekolah, adalah upaya untuk membantu subyek didik mengenal , menyadai pentingnya, dan menghayati nilai-nilai moral yang seharusnya dijadikan panduan bagi sikap dan perilakunya sebagai manusia, baik secara perorangan maupun bersama-sama dalam suatu masyarakat. Nilai moral mendasari prinsip dan norma hidup baik yang memandu sikap dan perilaku manusia sebagai pedoman dalam hidupnya. Kita semua tentu mengetahui, kualitas hidup seseorang ditentukan oleh nilai-nilai, dan termasuk di dalamnya yaitu nilai moral. Nilai moral senyatanya dihayati sebagai pemandu serta penentu sikap dan perilaku seseorang dalam hidupnya; baik terhadap diri sendiri, terhadap orang lain, alam sekitar, maupun dalam hubungannya dengan Tuhan .

Pada faktanya watak dan kepribadian seseorang dibentuk oleh nilai-nilai yang dipilih, diusahakan, dan secara konsisten dihayati dalam setiap tindakan-tindakannya. Dalam upaya pengenalan dan penyadaran pentingnya serta upaya menunjang penghayatan nilai-nilai moral, pendidikan moral memuat unsur penyampaian pengetahuan moral kepada subyek didik/peserta didik, serta pengembangan pengetahuan moral yang sudah ada padanya (Pendidikan Manusia Indonesia, hal 108-109)

Kembali ke bahasan utama, dalam menghadapi "badai demoralisasi" yang sedang melanda bangsa ini, maka menurut penulis perlu adanya revitalisasi kembali pendidikan moral dan pengembangan karakter di sekolah maupun kampus. Penulis menilai Pendidikan moral di sekolah maupun kampus saat ini sangat urgen. Akan tetapi penulis masih melihat banyak kelemahan dan kendala dalam pengimplementasian pendidikan moral di sekolah maupun kampus saat ini.

Pendidikan moral yang ada di sekolah dan kampus saat ini seolah terkesan hanya "mencekoki" peserta didik dengan teori-teori dan pengetahuan konsep moral semata. Pendidikan moral yang ada saat ini belum mampu membuat perubahan perilaku pada peserta didik. Dan yang penulis amati selama ini, seringkali penyampaian dalam pendidikan moral di sekolah maupun kampus juga dirasa membuat siswa bosan dan jenuh, hingga terkadang "malah pada ngantuk". Di sini siapa yang bisa kita persalahkan? Salah guru/dosen-nya kah? Atau salah para peserta didik-nya?

Menurut penulis, dalam hal ini bukan lagi waktunya mencari siapa yang salah dan siapa yang benar. Perlu kita sadari bersama bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab kita bersama. Kita tidak boleh terus-terusan menyalahkan Pemerintah tanpa memberikan solusi dan jalan keluar yang tepat. Dalam hal ini menurut penulis perlu adanya perbaikan dalam pendidikan moral. Dalam penyampaian pendidikan moral baik di sekolah maupun di kampus perlu dicari model pembelajaran yang lebih menyenangkan.

Pembelajaran atau pendidikan moral harus disesuaikan dengan karakteristik dan budaya dari setiap peserta didik. Jadi dalam pembelajaaran atau pendidikan moral yang baik, seharusnya tidak sama porsinya antara satu peserta didik dengan peserta didik lainnya. Maka dari itu menurut penulis dalam setiap pembelajaaran moral, maka seorang pendidik baik itu guru maupun dosen harus memahami dulu karakteristik dan kebudayaan masing-masing pesertta didik-nya.

sumber : www.soulofcipta.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun