Mohon tunggu...
Cindy Talenta
Cindy Talenta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Bioteknologi

Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tubuh Tembakau Risiko Terkena Covid-19

26 Juni 2020   01:00 Diperbarui: 26 Juni 2020   01:02 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

WHO menyatakan dalam laman Q&Anya bahwa perokok memiliki risiko tertular COVID-19 karena rokok yang langsung menyambung ke mulut saat dihisap serta meningkatkan risiko kematian mengingat rokok berpengaruh pada kesehatan paru-paru yang dapat memperparah efek COVID-19. 

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menyebut perilaku merokok dapat meningkatkan risiko infeksi coronavirus atau COVID-19. Dikutip dari pernyataan Ejikmen ACE2 dan CD209 merupakan reseptor yang menjadi tempat menempel virus corona dalam tubuh manusia. 

Keduanya berlimpah dalam sel-sel epitel mukosa dan jaringan alveolar paru-paru dan memiliki beberapa fungsi fisiologis. Semakin banyak kedua molekul reseptor tersebut di dalam tubuh, maka semakin besar juga peluang terjangkit virus corona. 

Beberapa penelitian menyatakan 61,5 persen penderita pneumonia berat akibat virus corona adalah laki-laki. Sementara tingkat kematian pasien laki-laki sebesar 4,45 persen lebih besar dibandingkan pasien perempuan 1,25 persen.

Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., menjelaskan bagaimana risiko perokok yang membutuhkan perawatan intensif di ICU, membutuhkan alat bantuan pernafasan, bahakan mengalami kematian saat COVID-19 menjangkit tubuhnya. 

Pada dasarnya bukan hanya COVID-19, perokok akan menjadi orang yang mudah terserang penyakit dan serangan virus bakteri dan lainnya. Merokok menyebabkan produksi lendir berlebih dan menurunkan proses pembersihannya pada saluran nafas. 

Merokok juga memicu timbulnya peradangan sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus. Pada kasus perokok, ketika terinfeksi coronavirus akan memperberat kondisi tubuhnya karena perokok sudah mempunyai masalah di paru paru akibat zat kimia dari tembakau saat merokok. Saluran pernafasan perokok mengalami penurunan fungsi akibat aktivitas merokok dalam jangka waktu lama.

COVID-19 adalah penyakit baru yang telah menjadi pandemi. Penyakit ini harus diwaspadai karena penularan yang relatif cepat, memiliki tingkat mortalitas yang tidak dapat diabaikan, dan belum adanya terapi definitif. 

Salah satu upaya menekan penyebarannya ialah upaya untuk berhenti mengkonsumsi rokok. Segala bentuk penggunaan tembakau berbahaya, dan tidak ada kadar aman dari paparan asap tembakau. 

Merokok merupakan bentuk paling umum dari penggunaan tembakau di seluruh dunia. Produk-produk tembakau lain termasuk klobot, klembak menyan, cerutu,  produk tembakau tanpa asap, tembakau linting, pipa tembakau, pipa air tembakau, dan produk tembakau baru lainnya. Mengingat merokok memiliki faktor risiko tinggi terjangkit COVID-19. 

Risiko merokok ini penting diperhatikan oleh pemerintah sekaligus masyarakat Indonesia karena berdasarkan riset kesehatan dasar (riskesdas) pada tahun 2018, Indonesia adalah negara dengan pengguna rokok terbesar di dunia. Tidak pernah ada kata terlambat untuk berhenti merokok. Berhenti merokok akan mengurangi risiko penyakit-penyakit ini secara signifikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun