Mohon tunggu...
Cindy Damayanti
Cindy Damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi SV IPB

Hi!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Setitik Harapan Supir Angkutan Umum Sukabumi - Bogor di Tengah Wabah Pandemi Covid-19

23 Maret 2021   15:10 Diperbarui: 23 Maret 2021   15:34 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sukabumi, Jawa Barat (10/03/2021) – Pandemi Covid-19 ini memang merugikan dan berdampak cukup besar bagi semua orang, salah satunya mengakibatkan penurunan pendapatan ekonomi yang terjadi pada supir angkutan umum Sukabumi – Bogor.  

Mereka terpaksa memilih untuk pensiun, karena selama pandemi ini masyarakat enggan untuk berpergian menggunakan angkutan umum dan memilih berpergian menggunakan kendaraan pribadi, bahkan memilih untuk hanya berdiam diri di rumah saja.

Menurut Ujang (49), supir angkutan yang sudah bekerja selama 30 tahun sejak tahun 1990-an, mengaku bahwa sebelum Pandemi Covid-19, pendapatan yang mereka dapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, karena sekali mereka mengantarkan penumpang kursi selalu penuh dengan jumlah 14 kursi sehingga jika diperhitungkan dengan biaya sebesar Rp30.000 maka pendapatan bersih yang beliau dapatkan selama sebelum Pandemi Covid-19 itu sekitar Rp420.000 untuk disetorkan kepada pemilik mobil.

Tambah tutur pendapat menurut Saepulloh (35), yang menjadi kernek selama 10 tahun, menurutnya selama jadi kernek atau supir ganti hidupnya bisa dibilang enak karena menghasilkan uang tanpa keluar modal, namun semenjak Pandemi Covid-19 Saepulloh mengatakan bahwa ia juga terkena dampak Pandemi Covid-19, jangan kan untuk setor untuk makan dan rokok pun menghutang di warung langganan.

Namun, selama Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan penurunan drastis terhadap penghasilan yang mereka dapatkan, jangankan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pendapatan mereka hanya cukup untuk satu kali makan dan membeli solar, mereka kebingungan kocar-kacir mencari penumpang agar bisa menyetorkan pendapatan kepada "juragan" atau pemilik angkutan umum di daerahnya tersebut.

Para supir berharap pemerintah dapat melirik dan memberikan bantuan terkhususnya bagi para supir angkutan umum yang melakukan pekerjaanya di tengah pemberlakuan PSBB. Mengingat karena hal itu tentunya, mengakibatkan adanya penurunan pendapatan yang drastis. 

Menurut Fudin Saripudin (59) sebagai ketua supir angkutan umum di kota Sukabumi menyampaikan aspirasi para supir agar pemerintah lebih peduli, memperhatikan, dan mencari solusi untuk para supir.  

"Harapannya ya semoga pemerintah mengeluarkan regulasi bantuan sosial untuk kita para supir angkutan umum,  karena ya pemberlakuan PSBB ini dampaknya pendapatan kita akan semakin turun. Kalau kaya gitu terus kita bingung biayain anak istri kaya gimana" tutur Fudin.

Fudin berharap agar Indonesia lekas pulih dari pandemi Covid-19 dan perekonomian Indonesia normal kembali. "Kita doa sama-sama agar Indonesia lekas pulih, dan seluruh lapisan masyarakat dapat beraktivitas seperti sediakala dan dapat melakukan mata pencahariannya masing-masing untuk memulihkan keadaan ekonomi" tambahnya.

Pemerintah Kota Sukabumi yang mendengar keluhan terhadap beberapa supir pun akhirnya mulai memikirkan berbagai upaya dan cara agar para supir dapat bekerja kembali. 

Beberapa bulan memikirkan upaya akhirnya Pemerintah pun memberikan izin untuk para supir agar dapat menarik penumpang kembali. Dengan beberapa syarat yang harus diterapkan oleh para supir dan juga penumpang tujuannya agar tidak terjadinya klaster baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun