Mohon tunggu...
Cindy Clara Pricillia
Cindy Clara Pricillia Mohon Tunggu... Ilmuwan - Profil Pribadi

Saat ini penulis sedang melanjutkan studi S2 berfokus pada bidang Ilmu Lingkungan, sebelumnya penulis telah menyelesaikan studi S1 pada bidang Ilmu Kelautan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemutihan Karang (Coral Bleaching) sebagai Bukti Nyata Perubahan Iklim

18 April 2020   14:31 Diperbarui: 18 April 2020   15:53 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Soft coral yang sehat di The Great Barrier Reef Sumber: Trailer film Chasing Coral (www.chasingcoral.com)

Perubahan iklim adalah isu global, dampak yang paling umum dirasakan oleh manusia adalah kenaikan suhu bumi. Pada periode pra-industri (tahun 1720 – 1800) suhu global 0.55°–0.80°C lebih dingin dibandingkan tahun 1986–2005 dan tahun 2015 adalah tahun pertama rata – rata suhu global lebih tinggi 1°C dibandingkan pra-industri (Hawkins et al., 2017).

Revolusi industri ditandai dengan adanya penemuan mesin uap yang memerlukan pembakaran batu bara, teknologi semakin berkembang dan kini berbagai bentuk bahan bakar fossil dibakar sebagai sumber energi, akibatnya konsentrasi CO2 di atmosfer meningkat. Terlebih lagi, deforestasi besar – besaran terjadi untuk pembukaan lahan, padahal hutan yang didalamnya dihuni berbagai macam spesies flora berfungsi untuk menyerap CO2 di atmosfer.

Dampak lainnya yang terjadi akibat perubahan iklim yaitu kekeringan akibat tingginya penguapan, frekuensi badai meningkat, melelehnya es di kutub yang menyebabkan kenaikan muka air laut, dan pengasaman laut (Cunningham & Cunningham, 2012).

Secara tidak disadari, manusia selama ini bergantung pada laut. Laut berperan penting untuk mengambil 20 – 30% CO2 antropogenik yang berada di atmosfer yang akibatnya terjadi pengasaman laut dan kenaikan suhu muka laut. Jika kandungan CO2 di atmosfer terus meningkat, hal ini dapat semakin mengancam ekosistem di laut.

Salah satu ekosistem yang terancam adalah ekosistem terumbu karang. Perubahan iklim menyebabkan terjadi pemutihan karang (coral bleaching) secara global. Pemutihan karang adalah kondisi ketika karang mengalami stres akibat dari perubahan kondisi lingkungannya seperti suhu, cahaya, dan nutrien, akibatnya alga yang bersimbiosis dengan karang akan terlepas dari jaringan karang, lalu karang menjadi putih.

Karang yang tidak bersimbiosis dengan alga terancam oleh penyakit dan kematian, karang ini dapat kembali bersimbiosis dengan alga jika kondisi lingkungan sekitar mendukung (Yonge & Nichols, 1931).

Berdasarkan laporan IPCC pada tahun 2019 jika kenaikan suhu bumi mencapai 1,5ËšC maka diperkiran 70-90% terumbu karang di bumi akan hlang dan jika kenaikan suhu bumi mencapai 2ËšC maka lebih parah lagi sekitar 99% terumbu karang akan hilang.

Terumbu karang bermanfaat bagi manusia terutama untuk mendukung tersedianya ikan di laut untuk dikonsumsi dan bahkan saat ini telah menjadi komoditas wisata. Sebagai komoditas wisata, Indonesia yang termasuk ke dalam wilayah Coral Triangle memanfaatkan terumbu karang untuk meningkatkan pariwisata dengan wisatawan yang tidak hanya dari dalam negeri saja namun juga dari mancanegara. Jika perubahan iklim ini terus terjadi maka berpotensi adanya potensi terumbu karang untuk berpindah lokasi seiring berubahnya kondisi (Hoegh-Guldberg, Poloczanska, Skirving, & Dove 2017).

Fenomena pemutihan karang terjadi pada tingkat keparahan yang berbeda – beda di belahan bumi hal ini  terkait dengan anomali perbedaan suhu yang tidak merata di permukaan bumi. Secara geografis, probabilitas tertinggi pemutihan karang terjadi di lokasi lintang tengah tropis (15-20 derajat utara dan selatan Khatulistiwa), meskipun tingkat tekanan panasnya serupa di lokasi khatulistiwa.

Dalam dekade terakhir, timbulnya pemutihan karang telah terjadi pada area dengan suhu muka laut yang secara signifikan lebih tinggi (-0,5 ° C) dibandingkan pada dekade sebelumnya, menunjukkan bahwa genotipe yang rentan secara termal mungkin telah menurun dan/atau beradaptasi sehingga populasi karang yang tersisa sekarang memiliki tingkat ketahanan yang lebih tinggi terhadap ancaman pemutihan karang (Sully, Burkepile, Donovan, Hodgson, & Van Woesik, 2019).

Fenomena pemutihan karang ini telah dengan baik terdokumentasikan pada dokumenter berjudul Chasing Coral yang tayang di Netflix. Film ini mendokumentasikan pemutihan karang yang terjadi di The Great Barrier Reef Australia pada tahun 2016, peneliti meletakkan kamera selama berbulan – bulan untuk mendokumentasikan fenomena ini. Hasilnya dapat terlihat bahwa hanya dalam waktu 2 bulan saja karang yang semulanya sehat kemudian mengalami pemutihan hingga mati. Sebelumnya karang tersebut adalah habitat bagi koloni ikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun