Mohon tunggu...
cindy sutrisno putri
cindy sutrisno putri Mohon Tunggu... Lainnya - random writting

you don't find the happy life. you made it

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Apa Salahnya Menggunakan Bahasa Daerah?

6 Maret 2021   12:34 Diperbarui: 6 Maret 2021   12:41 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(source : krjogja.com)

Bersyukur bisa hidup di negara Indonesia karena kaya akan bahasa dan budayanya yang bermacam-macam dan unik. 

Bagi saya itu adalah sebuah kebanggaan tersendiri untuk menggunakan Bahasa daerah dimana tempat saya tinggal dan memperkenalkannya kepada teman-teman saya ditempat baru. 

Saya adalah orang yang lahir dan besar di Provinsi Jawa Tengah, maka sehari-hari Bahasa yang saya gunakan adalah Bahasa Jawa. Dalam berbicara dengan teman sebaya biasanya saya menggunakan Bahasa Jawa ngoko, ketika berbicara dengan orang yang lebih tua biasanya menggunakan Bahasa Jawa krama karena lebih halus dan sopan. 

Contoh perbedaan Jawa ngoko dan krama seperti "koe wes mangan rung ?" untuk Jawa ngoko dan versi krama nya "sampean sampun dhahar?" seperti itulah kira-kira.

Sebagai Bahasa sehari-hari warga Jateng, Bahasa Jawa biasanya sudah diterapkan oleh orangtua kepada anak-anaknya sejak mereka masih kecil. 

Bahkan sejak SD hingga SMA semua sekolah menerapkan mata pelajaran Bahasa Jawa yang mempelajari mengenai Bahasa Aksara Jawa, penggunaan Bahasa Jawa yang tepat agar lebih mengenal budaya Jawa. 

Menurut saya hal ini adalah salah satu bentuk untuk melestarikan Bahasa daerah yang tepat dengan cara tetap mengajarkan pada generasi muda. 

Namun, saat ini banyak anak muda yang sudah meninggalkan Bahasa daerahnya karena dianggap memalukan alias sudah bukan jamannya sehingga mereka mulai menggunakan Bahasa-bahasa gaul jaman sekarang.

Seperti pengalaman saya ketika pertama kali pindah ke Tangerang untuk melanjutkan kuliah, saya masih sedikit kesulitan saat menggunakan Bahasa Indonesia ketika berbicara dengan orang lain sehingga terkadang saat saya berbicara dengan teman, saya seringkali ditertawakan karena logat dan Bahasa saya yang dibilang medok dan sangat baku. 

Padahal bukankah tersebut hal yang wajar ketika baru pindah di tempat baru tidak mungkin seseorang mampu menggunakan bahasa yang sama ditempat itu. 

Tak hanya saya, banyak teman saya yang berasal dari luar pulau dan luar kota merasa cukup resah karena bullyan yang dilakukan anak-anak di kampus. Bukankah seharusnya kita bangga akan banyaknya bahasa dan budaya kita ini?

Disisi lain sebaiknya sebagai warga Indonesia yang baik kita juga harus bisa bertoleransi dan menghormati orang lain dengan keunikannya masing-masing. 

Bukankah itu bisa menjadi nilai plus jika kita bisa menguasai bahasa dan budaya daerah lain yang masih berada di Indonesia?. Bukan berarti saya menganggap bahwa semua orang diluar Jawa suka membully, sebenarnya semua itu tergantung masing-masing orang. 

Bahkan teman dekat saya yang berasal dari Palembang dan asli warga Tangerang sering meminta kepada saya untuk mengajari mereka Bahasa Jawa karena mereka merasa hal itu adalah hal baru dan unik bagi mereka. 

Selain itu saya juga sebagai orang yang tinggal di Jawa sudah seringkali melihat warga negara asing yang tertarik oleh budaya-budaya Indonesia, mulai dari tarian, bahasa, lagu-lagu daerah dan masih banyak lagi. 

Buktinya ada banyak tempat sanggar tari dan tempat-tempat bersejarah dikota saya sering mereka kunjungi. Oleh sebab itu kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya bangga dengan budaya kita dan tidak usah malu akan bahasa dan budayamu sendiri karena bahasa dan budaya kita sangatlah unik.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun