Mohon tunggu...
Cindy Pratiwi
Cindy Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Anak "Produk Gagal", Apa Penyebabnya?

7 Maret 2023   22:25 Diperbarui: 7 Maret 2023   22:48 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Rodnae Production/pexels.com

Kasus penculikan seorang bocah yang berakhir dengan pembunuhan oleh dua orang remaja menjadi sorotan beberapa waktu lalu. Pembunuhan keji itu mempunyai motif untuk menjual organ tubuh korban. 

Hal yang sangat menjadi perhatian adalah remaja tersebut masih dibawah umur yaitu 17 dan 14 tahun, sehingga membuat masyarakat heran mengapa seorang anak remaja bisa melakukan tindak pidana yang cukup serius tersebut.

Tiga pelajar tewas setelah dianiaya dan dipaksa untuk meminum miras oplosan pada Selasa 21 Februari 2023 di Makassar, Sulawesi Selatan. Sebuah video beredar di jagat maya yang merekam aksi penganiayaan pelajar tersebut oleh rekannya di dalam sebuah kosan.

Kasus di atas hanyalah sebagian kecil dari kasus-kasus kriminal yang dilakukan oleh anak dibawah umur. Pelaku kriminal tersebut sejatinya adalah anak-anak dibawah umur yang karena berbagai faktor berubah menjadi "Produk gagal". 

Anak "Produk gagal" yang dimaksud adalah anak yang tidak mampu untuk membentuk karakter sesuai dengan norma yang berlaku. Mereka gagal mencapai perkembangan positif yang optimal dan cenderung melakukan perilaku menyimpang dari aturan dan merugikan orang lain.

Pada dasarnya anak merupakan anugerah dari Tuhan yang dititipkan kepada orang tua. Menurut Kosnan (2005), anak adalah manusia muda dalam umur, muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh dengan keadaan sekitarnya. 

Oleh karena itu, sudah sepatutnya tugas orang tua untuk menyiapkan berbagai kebutuhan anak, baik dari kebutuhan pokok seperti sandang, pangan dan papan hingga pendidikan yang layak serta lingkungan yang sehat untuk pertumbuhan fisik dan mentalnya agar sang anak siap untuk masuk ke dalam kehidupan bermasyarakat.

Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua orang tua dapat memenuhi semua kebutuhan di atas. Ada orang tua yang hanya memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan anak, namun tidak dengan kebutuhan pendidikan dan lingkungan yang layak, entah secara disengaja atau tidak. Sehingga hal tersebut menyebabkan anak tidak memiliki persiapan yang sempurna karena tidak dapat melakukan tugas perkembangannya dengan baik.

Orang tua yang belum siap secara mental dan finansial cenderung akan menghasilkan anak "Produk gagal". Mengapa bisa demikian? Hal tersebut dikarenakan ketidaksiapan mental dalam membesarkan dan mendidik anak menyebabkan orang tua tidak memahami bahwa anak, dalam masa pertumbuhannya mengalami tahapan-tahapan perkembangan psikis yang memiliki tugas-tugas perkembangan seiring dengan pertumbuhan fisiknya. 

Jika tugas tersebut tidak terpenuhi, maka anak akan cenderung gagal dalam perkembangan psikisnya mengakibatkan kemampuan kognitif dan karakternya tidak terbentuk dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun