Mohon tunggu...
Cindy AlfionitaRahmadani
Cindy AlfionitaRahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya program studi Ilmu Komunikasi

Saya lahir di semarang, 12 Desember 2000. Hobi saya menggambar dan menyanyi. Saya sangat tertarik pada bidang seni. Selain itu saya menyukai tayangan/konten yang ber genre komedi dan romantis.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Naiknya Bahan Bakar Minyak Sebabkan Inflasi?

22 Juni 2022   00:42 Diperbarui: 22 Juni 2022   01:00 1781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 1 April 2022 bahan bakar minyak jenis pertamax mengalami kenaikan harga cukup tinggi dari tahun-tahun sebelumnya, dari harga semula Rp9.000-Rp9.400 per liter menjadi Rp12.500-Rp13.000 per liter. Dilihat pada grafik dibawah ini

harga bahan bakar minyak  pertamax melonjak hingga 38% dari tahun-tahun sebelumnya. Dan tercatat kenaikan harga pada tahun ini adalah kenaikan tertinggi dari tahun sebelumnya. Berbeda dengan harga bahan bakar pertalite yang stabil dari tahun 2016 hingga tahun 2022. Penyebab dari melonjaknya harga bahan bakar minyak jenis pertamax ini yaitu karena naiknya harga minyak mentah dunia, hal ini membuat harga pertamax naik dari harga sebelumnya, karena mengikuti harga minyak mentah dunia yang sudah di atas 110 dolar Amerika Serikat per barrel. Ada pula yang menyebutkan bahwa kenaikan harga bahan bakar minyak yaitu karena adanya peperangan antara Rusia dan Ukraina karena pasokan minyak dunia sebagian besar berasal dari Rusia, dan dengan adanya perang tersebut terpaksa harus diberhentikan. Jika harga BBM jenis pertamax diperjual belikan dengan harga sebelum mengalami kenaikan maka akan berpengaruh pada meningkatnya kerugian pertamina dan nantinya tentu saja bisa  berdampak pada APBN, mengingat  bahwa Indonesia masih mengimpor bahan bakar minyak. 

Dari naiknya harga BBM jenis pertamax ini membuat masyarakat pengguna pertamax merasakan imbasnya. Pasalnya perekonomian rakyat Indonesia masih belum stabil, hal ini tentu saja imbas dari adanya pandemi Covid-19. Kenaikan BBM ini juga bersamaan dengan adanya kenaikan harga minyak goreng dimana keduanya adalah kebutuhan pokok yang tidak dapat di hilangkan. Munculnya pemberitaan tentang kenaikan harga minyak ini membuat kekhawatiran masyarakat akan adanya inflasi. Inflasi desakan biaya adalah suatu fenomena di mana terjadi kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Peningkatan biaya produksi akan mendorong para produsen meningkatkan harga, meskipun meraka akan menghadapi kemungkinan penurunan permintaan terhadap produk yang mereka hasilkan. (Sukirno, 1999, ibid. hal.305)

Imbas lainnya yaitu masyarakat pengguna setia pertamax akan beralih pada pertalite, penyebab utamanya yaitu karena harga pertalite lebih murah dibanding pertamax. Namun jika sebagian besar pengguna pertamax beralih pada bahan bakar minyak jenis pertalite maka ketersediaan pertalite di SPBU juga akan semakin menipis yang dimana nantinya akan menimbulkan kelangkaan bahan bakar minyak jenis pertalite dan tentu daya beli BBM pertamax menurun drastis. Apabila kelangkaan Pertalite tidak bisa dicegah, maka dampak ekonominya bagi masyarakat kelas menengah ke bawah akan semakin terasa. Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) muncul ketika jumlah produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh produsen tidak sanggup mengimbangi jumlah permintaan oleh seluruh masyarakat (Aggregate Deman > Aggregate Supply). Jenis inflasi ini biasanya terjadi pada saat perekonomian dalam keadaan full employment disertai dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Pada kondisi seperti ini, tingkat produksi seluruh perusahaan sudah mencapai kapasitas penuh, sementara permintaan masyarakat meningkat pesat. Dengan demikian terdapat kelebihan permintaan (excess demand) di pasar yang pada gilirannya menyebabkan kenaikan harga-harga (inflasi). (Sukirno, 1999, Ibid)

Jika inflasi benar-benar tejadi maka akan mengakibatkan dampak buruk yaitu minat beli masyarakat menurun, harga bahan pokok semakin melejit, menambah angka kemiskinan di Indonesia, menggangu penjualan pedagang karena serba mahal, dan makin banyak pengangguran. Jika naiknya BBM sebabkan inflasi maka yang sangat terpengaruh dengan adanya kenaikan Bahan Bakar Minyak ini yaitu naiknya harga bahan pokok pangan yang diperlukan untuk segi distribusi dan produksinya.  Hal ini tentu dapat  mempengaruhi daya beli masyarakat terutama rakyat kecil yang tidak memiliki  uang yang cukup untuk membeli bahan pokok utama untuk menyambung kehidupan mereka. Selain itu naiknya bahan bakar minyak dapat berdampak pada alat transportasi umum. Imbasnya yaitu tarif angkutan umum naik dari harga pada umumnya. Jika bahan pokok pangan dan tarif transportasi naik maka masyarakat semakin banyak pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari. Lalu apakah kenaikan harga BBM ini dapat menyebabkan inflasi?

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, mendekati bulan suci ramadhan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Maret 2022 mengalami inflasi sebesar 0,66% secara bulanan. Inflasi Maret 2022 merupakan tertinggi sejak Mei 2019. Sedangkan secara tahunan, inflasi pada Maret 2022 mencapai 2,64% tahun demi tahun dan secara tahun berjalan mencapai 1,20% tahun demi tahun. Deretan tiga besar yang menyebabkan inflasi pada bulan maret 2022 berdasarkan kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebanyak 1,47% bulan demi bulan dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,38%.

Margo Yuwono selaku kepala BPS dalam diskusi Info bank bertema “Harga Kian Mahal, Recovery Terganggu?”  menyampaikan pada April ini inflasi diperkirakan akan meningkat karena dipicu dengan beberapa hal yang berpotensi akan menggerakkan tingkat inflasi. Tanggapan beliau sebagai berikut, “Ada demand yang polanya meningkat di bulan Puasa atau Lebaran sedangkan di sisi lain ada kebijakan pemerintah yang berpotensi untuk terjadinya inflasi. April ini dugaan saya tinggi (inflasi), karena ada banyak tekanan dari faktor eksternal,” (Margo Yuwono, 2022)

Menjelang Idul Fitri Badan Pusat Statistik mencatat bahwa terdapat peningkatan harga minyak goreng, cabai merah, dan juga telur ayam ras di Maret. Kemudian, bahan bakar rumah tangga dan perhiasan emas juga menyumbang inflasi. Penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax per 1 April 2022. Hal seperti ini tentu dapat mendorong tingkat inflasi di bulan April ini. Bahkan tidak menutup kemungkinan inflasi hingga akhir tahun juga ikut terdampak.

Dilihat dari grafik dibawah ini menunjukan bahwa indeks ekspetasi penghasilan konsumen BBM dari bulan januari  hingga maret 2022 mengalami penurunan yang sangat terlihat.

Sumber: Bank Indonesia (BI)
Sumber: Bank Indonesia (BI)
Jika inflasi ini terjadi secara berkepanjangan maka efeknya akan sangat terlihat pada ekonomi masyarakat menengah kebawah, hingga membuat efek domino pada sektor manapun. Dampak inflasi tersebut akan berpengaruh pada rumah tangga miskin dimana sebagian besar pendapatannya digunakan untuk pengeluaran kebutuhan sehari-hari seperti membeli makanan dan kebutuhan lainnya. Dampak inflasi selanjutnya berpotensi meningkatkan jumlah penduduk miskin.  Sebab jika pendapatan masyarakat yang hampir miskin atau berada di sekitar garis kemiskinan tidak ikut naik, maka mereka akan menjadi golongan miskin baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun