Mohon tunggu...
Cindi Aprilia
Cindi Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG, PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Kemampuan Berpikir Kritis dalam Konteks Kehidupan

10 Januari 2023   06:10 Diperbarui: 16 Januari 2023   18:09 823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cindi Aprilia

Mahasiswa Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 

Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) 

Dr. Aida Azizah, M.Pd., Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), UNISSULA

Ada beberapa jenis keterampilan berpikir, salah satunya adalah kemampuan berpikir kritis. Berpikir krtis adalah kemampuan berpikir yang berfokus pada memutuskan apa yang harus dipercaya dan apa yang harus dilakukan. Seseorang dianggap kritis ketika dia mampu mengajukan pertanyaan dan menemukan informasi yang relevan serta mampu menggunakan nalar secara jelas dan rasional tentang apa yang sedang dilakukan atau apa yang dipercayai.

Konsep dan prinsip berpikir kritis adalah analisis, evaluasi, dan pengembangan gagasan. Dengan kata lain, seorang pemikir kritis mampu merumuskan pendapatnya dalam hal akurasi, presisi, kejelasan, relevansi, kedalaman, signifikansi, logika, dan keadilan.

Contoh berpikir krtitis dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saat membaca berita di internet, orang yang berpikir kritis tidak akan percaya sebelum mengetahui kebenaran yang sebenarnya. Ia tidak akan menyebarkan berita tersebut karena takut itu adalah berita hoax.

Selain itu, seorang pemikir kritis memiliki 4 core skills. Yang pertama dan kedua adalah curiosty dan creativity, yaitu keinginan untuk belajar lebih banyak dengan cara mencari fakta dan terbuka terhadap ide-ide baru, kemudian kreatif ketika menggabungkan ide-ide tersebut untuk menciptakan konsep atau ide baru untuk dibuat. Yang ketiga adalah skeptisisme atau "keraguan yang baik" tentang informasi baru. Oleh karena itu, jangan langsung percaya dengan semua informasi yang ditemukan. Yang keempat adalah kerendahan hati. Pendekatan yang masuk akal dimana kita tahu bahwa gagasan yang diungkapkan salah dan perlu perbaikan. 

Pernakah Anda membuat penilaian tentang seseorang berdasarkan apa yang dikatakan orang lain kepad Anda dan mendengar cerita itu dari sisi lain? Kita semua telah membuat keputusan yang kemudian kita sesali karena kita tidak menggunakan pemikiran kritis. 

Berikut adalah beberapa hambatan utama dalam berpikir kritis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun