Mohon tunggu...
Cindi ArinaManasikana
Cindi ArinaManasikana Mohon Tunggu... Lainnya - Unisnu Jepara

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakteristik Peserta Didik di Sekolah Dasar

5 Desember 2020   14:22 Diperbarui: 7 Desember 2020   12:31 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR
Disusun untuk Memenuhi Tugas UTS Mata Kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu Naili Rofiqoh, S. Psi, M. Si.  
Kelas 3 PGSD A1
 
Oleh
Cindi Arina Manasikana(191330000405)
 
 
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2020

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah sarana strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa karenanya kemajuan bangsa dan kemajuan pendidikan merupakan suatu determinasi. Di dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran menjadi ujung tombak bagi terciptanya pendidikan yang berkualitas. dengan pembelajaran yang berkualitaslah suatu instansi dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dalam operasional, tenaga pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab bagi terselenggaranya pembelajaran yang berkualitas. Maka dari itu sangat penting bagi tenaga pendidik memiliki kompetensi dan standar kualifikasi pendidikan agar pembelajaran mencapai efektivitas dan efisiensinya. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dapat mempengaruhi perkembangan dalam seluruh aspek kepribadian dan kehidupannya. Pendidikan mempunyai kekuatan yang dinamis dalam masa kehidupan manusia di masa depan.
Karakteristik peserta didik sangatlah penting untuk diketahui oleh pendidik, karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan strategi pengajaran.
Bermacam-macam bentuk kenakalan peserta didik semakin mewarnai kehidupan saat ini, membuat orang tua, guru, tokoh masyarakat dan bahkan Pemerintah resah. Sebagai salah satu alternatif solusi permasalahan, pemerintah menetapkan kebijakan penguatan pendidikan karakter bagi seluruh masyarakat, termasuk bidang pendidikan.
Karakter dapat diartikan sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak. Karakter dalam pengertian ini menandai dan memfokuskan pengaplikasian nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Orang yang tidak mengaplikasikan nilai-nilai kebaikan, misalnya tidak jujur, kejam, rakus, dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang yang berkarakter jelek, tetapi orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.
Karakter peserta didik yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah karakter mulia yang diharapkan dapat dikembang- kan kepada peserta didik. Dalam hal ini, membangun karakter peserta didik mengarah pada pengertian tentang mengem- bangkan peserta didik agar memiliki ke- pribadian, perilaku,sifat, tabiat, dan watak baik atau mulia. Karakter yang demikan ini mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan kecakapan yang memenuhi standar nilai dan norma yang dijunjung tinggi dan dipatuhi.
 
PEMBAHASAN
Karakteristik berasal dari kata karakter, dalam kamus bahasa indonesia Poerwardraminta dikatakan bahwa karakter adalah watak, tabiat atau sifat kejiwaan. Sedangkang
Degeng (1991:6) mengatakan bahwa karakteristik siswa adalah aspek- aspek atau kualitas perseorangan siswa yang telah dimilikinya. Menganalisis karakteristik siswa dimaksudkan untuk mengetahui ciri-ciri perseorangan siswa. Hasil dari kegiatan ini akan berupa daftar yang memuat pengelompokkan karakteristik siswa, sebagai pijakan untuk mempreskripsikan metode yang optimal guna mencapai hasil belajar tertentu.
Karakteristik siswa adalah bagian- bagian pengalaman siswa yang berpengaruh pada keefektifan proses belajar (Seels dan Richey, 1994)
Ardhana (1999) mengatakan bahwa karakteristik siswa adalah salah satu variabel dalam domain desain pembelajaran yang biasanya didefinisikan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh siswa termasuk aspek-aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran, dan ciri- ciri jasmani serta emosional siswa, yang memberikan dampak terhadap keefektifan belajar.
Menurut IR Pedjawjatna karakter adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani).
Dengan pengertian diatas karakteristik yaitu seluruh kondisi watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan perilaku dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga dengan demikian , Karena watak atau sifat adalah perubahan manusia tidak akan lepas kondrat dan sifatnya, serta setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara seseorang dengan seseorang lainnya, maka tak heran jika setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Ada beberapa karakteristik anak diusia sekolah dasar yang guru perlu ketahui ,agar lebih mengetahui keadaan para peserta didiknya. Guru harus dapat menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia atau keadaan siswanya .
Selain karakteristik yang perlu diperhatikan juga kebutuhan peserta didik . Adapun kebutuhan dan karakteristik peserta didik yaitu,sebagai berikut :
Pertama, Senang Bermain yaitu karakteristik ini menuntut guru untuk melakukan kegiatan konsep pembelajaran yang bermuatan permainan untuk kelas rendah. Guru harus merancang metode lembelajaran dengan melibatkan konsep permainan di dalamnya. Guru hendaknya melaksanakan model pembelajaran yang serius tetapi santai agar peserta didik tidak mudah bosan.
Kedua, senang bergerak yaitu Guru hendaknya merancang model pembelajaran dengan cara berpindah tempat atau bergerak, dalam kenyataannya bahwa orang dewasa dapat duduk berjam-jam tetapi anak di usia SD dapat duduk dengan tenang paling lama 30 menit. Menuntut anak untuk duduk rapi dan lama akan membuat si anak tidak nyaman. Oleh karena itu guru harus memberikan metode pembelajaran dengan cara gerak atau berpindah tempat.
Ketiga, Anak senang bekerja dalam kelompok yaitu dari pergaulannya dengan kelompok sebaya anak di usia Sekolah Dasar belajar bersosialisasi,seperti belajar setia kawan, belajar dalam bertanggung jawab dan belajar tidak tergantung pada diterimanya dirinya di lingkungan. Guru harus memberikan mode pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam suatu kelompok serta belajar keadilan dalam suatu kelompok. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus memungkinkan membuat mode pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja kelompok dengan bentuk anggota kecil-kecil seperti 3-4 anggota secara kelompok.
Keempat, senang merasakan atau melakukan memperagakan sesuatu secara langsung seperti halnya yang dikatakan Jean Piaget , pada teori perkembangan kognitifnya, dijelaskan bahwa anak di usia sekolah dasar memasuki tahap operasional konkret dari apa yang didapat atau dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan ungkapan seperti halnya konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini siswa atau peserta didik membentuk konsep-konsep tentang angka, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, ruang, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak mempraktekan sendiri atau melaksanakan sendiri, sama dengan guru hendaknya merancang model pembelajaran yang berkualitas dan memungkinkan anak akan terlibat dalam proses pembelajaran tersebut dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Kelima, Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain yaitu pada usia anak di sekolah dasar , anak susah memahami isi pembicaraan orang dewasa seperti halnya susah memahami apa yang diberikan oleh guru, di sini tugas guru harus dapat membuat atau menggunakan metode yang tepat, misalnya dengan metode eksprimen agar anak dapst memahami pelajaran yang diberikan dengan menemukan sendiri pokok gagasan pelajaran yang telah disampaikanatau dibicarakan oleh gurunya.
Keenam, Senang diperhatikan yaitu didalan suatu interaksi sosial biasanya anak suka mencari perhatian kepada teman atau gurunya, mereka sangat senang jika mereka diperhatikan. Dengan berbagai cara agar merekanm dapat diperhatikan oleh gurunya. Disini peran guru untuk mengarahkan perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab misalnya anak yang ingin diperhatikan akan berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya agar anak diperhatikanoleh gurunya.
Ketujuh, Senang meniru yaitu anak dalam kehidupan sehari hari aka mencari figur yang sering dia lihat dan dia temui, kemudia mereka menirukan apa yang dilakukan yang mereka lihat dan ingin dia tirukan,dalam kehidupan nyata banyak acara televisi dan lalu menirukan adegan dilakukan di televisi tersebut.
Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui oleh pendidik, karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan strategi pengajaran.
 
SIMPULAN
Karakter dapat diartikan sebagai bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, dan watak. Karakter dalam pengertian ini menandai dan memfokuskan pengaplikasian nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku
Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui oleh pendidik, karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan strategi pengajaran. Karakteristik peserta didik sangat penting untuk diketahui oleh pendidik, karena ini sangat penting untuk dijadikan acuan dalam merumuskan strategi pengajaran.
Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak.
 
DAFTAR PUSTAKA
Sahlan, abdul kodir. 2018. Mendidik Perspektif Psikologis. Yogyakarta: DEEPUBLISH CV Budi Utomo.
Seels, B. B. & Richey, R. 1994. Instructional Technology: the Definition and Domains of The Field. Washington D. C.: AECT.
Indriani, Dia Septi. 2014. Keefektifan Model Think Pair Share Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar. Journal of Elementary Education. Universitas Negeri Semarang. Hlm 22.
Suyitno, Imam. 2012. Pengembangan Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa Berwawasan Kearifan Lokal. Jurnal Pendidikan Karakter. Hlm 3.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun