Mohon tunggu...
Cinddy Rahaja
Cinddy Rahaja Mohon Tunggu... Lainnya - PENERIMA BEASISWA UNGGULAN KEMDIKBUD TAHUN 2017

Penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud RI Tahun 2017 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Diploma 4 Usaha Perjalanan Wisata

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Magang di Salah Satu Hotel Tertinggi di Dunia, Bagaimana Bisa?

1 Oktober 2020   22:00 Diperbarui: 27 November 2020   15:09 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ketika saya mendapatkan kartu First Class sebagai apresiasi atas review tamu di salah satu platform wisata terbesar di dunia | Gambar via Dokumentasi Pribadi

Saya adalah mahasiswa di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti yang mengambil jenjang pendidikan Diploma 4 dengan program studi 4 tahun yang terbagi atas 6 semester belajar teori di kampus dan 2 semester untuk magang di industri pariwisata. 

Tidak terasa sudah 5 semester saya menjalani dunia perkuliahan saat itu dan harus memilih tempat untuk melakukan magang di industri pariwisata. 

Nah, proses ini yang cukup sulit, menentukan dimana saya akan magang. Untungnya pihak kampus saya sudah bekerja sama dengan berbagai industri pariwisata baik dalam negeri ataupun luar negeri. 

The Ritz Carlton Hong Kong adalah pilihan saya. Alasan saya memilih The Ritz Carlton Hong Kong adalah karena saya melihat hotel tersebut sebagai hotel berbintang 5 yang megah dan juga dijuluki sebagai hotel tertinggi di dunia karena lobby nya berada di lantai 103. 

Alasan lainnya adalah karena saya ingin belajar mengenai budaya lain serta merasakan tinggal di luar negeri itu seperti apa.

Setelah menjalani rangkaian proses yang dimulai dari pengumpulan berkas-berkas, interview dan menunggu visa yang dibantu oleh pihak kampus, pada 9 Februari 2019 tibalah saya di Hong Kong International Airport. Takut iya. 

Deg-degan pasti. Karena itu adalah hari pertama saya terbang sendirian ke negara yang cukup jauh, tanpa orang tua yang mendampingi dan tidak mengerti bahasa mandarin atau cantonese sama sekali.

Hanya bermodalkan nekat, biaya seadanya untuk hidup dan bahasa inggris. Tempat tinggal sudah saya pesan jauh-jauh hari berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari senior yang magang di Hong Kong sebelumnya.

Beberapa hari saya jalani untuk mengenal Hong Kong lebih baik lagi dan untuk mengetahui jalan menuju hotel tempat saya magang serta transportasi yang dapat saya gunakan hingga tiba saatnya hari pertama saya masuk ke The Ritz-Carlton Hong Kong untuk menjalani program magang saya. 

Saat itu saya tidak sendiri karena beberapa mahasiswa dari kampus saya juga ikut magang di The Ritz-Carton Hong Kong dengan departemen kami masing-masing. 4 hari kami jalani untuk belajar mengenai seluk beluk dan informasi lebih detail mengenai The Ritz-Carlton Hong Kong. 

Hingga pada akhirnya saya diperkenalkan dan masuk ke departemen saya, In-Room Dining yaitu memberikan service berupa pengantaran amenities, makanan dan hal lainnya kepada tamu secara langsung di kamar tamu. 

Awalnya saya takut tidak dapat bersosialisasi dan berkomunikasi baik dengan para staff maupun manager. Tapi sebaliknya, ketika saya mulai mengenal seluruh staff In-Room Dining, saya terkejut. 

Seluruh staff mulai dari Captain, Supervisor hingga Manager, semuanya mengajarkan saya mengenai cara kerja di In-Room Dining step by step hingga saya bisa melakukan itu sendirian dan mereka sama sekali tidak membeda-bedakan antara saya yang hanya seorang trainee dari luar Hong Kong dengan staff tetap lainnya. 

Mulai dari ketika ada masalah, seluruh staff maupun trainee di informasikan dan dijelaskan bagaimana solusinya. Setiap hari juga kita diberikan berbagai macam case yang berhubungan dengan tamu dan menanyakan bagaimana solusi dari case tersebut atau cara melayani tamu jika ada masalah seperti itu. 

Tidak hanya belajar, rasa kekeluargaan pun sangat dibangun di departemen saya ini. Jika ada masalah, mereka akan membantu kita sebisa mungkin. Sebagai salah satu contohnya adalah ketika saya memiliki luka pada salah satu tangan saya, manager nya pun bertanya kepada saya apa yang terjadi dengan tangan saya dan langsung membelikan obat di keesokan harinya. 

Seluruh pembelajaran dan pengalaman serta rasa kekeluargaan yang dibangun di departemen saya ini membuat saya merasa lebih bersemangat dan gigih dalam bekerja hingga saat waktu pelepasan trainee saya mendapatkan 5 Stars Trainee Nomine dan beberapa sertifikat penghargaan lainnya.

Gambar via Dokumentasi Pribadi
Gambar via Dokumentasi Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun