Mohon tunggu...
Yuanita Aja
Yuanita Aja Mohon Tunggu... -

Seorang perempuan dengan mata hampir segaris yang sumringah dan suka mempertanyakan hal-hal aneh hingga dituangkan lewat untaian kata dilayar monitor :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hal Biasakah Kumpul Kebo di Negara Barat?

26 Maret 2014   14:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:27 10014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah menanyakan mengapa orang luar negeri khususnya Negara Amerika dan Eropa tidak menikah namun tinggal dalam satu atap? Kebanyakan menjawabnya dengan alas an karena Negara tersebut adalah Negara bebas, tidak salah si namun ada hal lebih mendetail mengapa diluar sana kumpul kebo atau hidup tanpa ikatan pernikahan dalam satu atap seperti dilegalkan oleh pemerintah.

Tidak jauh kita ambil contoh beberapa artis Hollywood pun banyak yang tinggal satu atap tanpa status pernikahan, bahkan telah dikaruniai anak dari hubungan mereka. Anak muda hamil diluar nikahpun bukan hal tabu lagi bagi mereka.

Kehidupan di Negara paman sam dan eropa sana rata-rata memiliki anak pada umur 20an, dengan status pendidikan yang belum tentu tinggi. Di Negara barat, anak umur 18 tahun sudah bukan sepenuhnya tanggung jawab orang tua, anak tersebut diharuskan untuk mandiri untuk membiayai hidupnya maupun sekolahnya namun orang tua juga tetap masih memantau walau tak sepenuhya.

Dalam kehidupan orang barat kebanyakan menganggap masa tua tidak digantungkan pada anak, bahkan ikatan emosional seorang anak dengan orang tua tidak sedekat dengan di asia, khususnya Indonesia. Perbedaan tersebut karena bagi orang barat anak bukanlah hal paling penting dalam hidup, arti anak adalah kado dari Tuhan pun disana kutak begitu diindahkan, banyak orang barat menganggap anak dilahirkan hanya untu dicintai bukan untuk kebanggaan kelak dihari tua.

Kalo di barat anak hanya menjadi tanggung jawab hingga 18 tahun berbeda dengan disini (Indonesia) anak sepenuhnya tanggung jawab orang tua hingga ia menikah dan di hari tua pun orang tua kadang berharap di beri financial oleh anaknya dan didoakan bila meninggal.

Faktor dimana banyak anak hamil diluar nikah karena hubungan tanpa ikatan pernikahan disebabkan oleh beberapa faktor;

Faktor financial dan karir; umumnya orang barat menganggap menikah dan mempunyai anak akan menghambat karir dan pengeluaran yang dikeluarkan untuk menikah dan membiayai keluarga sangat banyak. Lagi pula dalam berhubungan kedekatan berdua sebagai lawan jenis jauh lebih penting ketimbang memikirkan mempunyai keturunan, dari situ orang tua hanya membiayai dan mengurus anak sepenuhnya hingga 18 tahun selebihnya si anak diharuskan untuk mandiri. Pemikiran itulah yang pada akhirnya menurun ke anaknya bahkan terus berlanjut.

Religius yang minim, di barat banyak orang menyatakan dirinya sebagai atheis atau tak memeluk agama apapun, walau beragama namun religiusitas mereka minim, tak melekat kuat dihati bahwa segala sesuatunya telah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Bila orang minim kepercayaan dan minim pengetahuan tentang agama tak menutup kemungkinan bahwa kebebasan adalah hal yang selama ini membuat mereka bahagia termasuk bebas dalam berhubungan dengan siapapun tanpa status pengikatan janji  yang sah atas nama Tuhan dan Negara. Banyak pengakuan orang-orang barat yang menyatakan bahwa pernikahan di barat sangat ribet, birokrasinya tak mendukung memudahkan orang untuk menikah, mungkin ada benarnya karena banyak pasangan kumpul satu atap tanpa status sah namun pemerintah seakan cuek dalam melihat hal tersebut.

Trauma, faktor ini tak menutup kemungkinan bahwa ke traumaan terhadap perceraian menjadikan alas an bahwa mereka lebih memilih untuk hidup satu atap namun tanpa status pernikahan. Bagi orang yang telah menikah, menikah lagi adalah hal yang terlalu menyakitkan apabila kelak berakhir pada perceraian, mending jalani hidup bersama dulu walau telah jalan 5 tahun tanpa ikatan pun mereka sanggup, itu semua karena mereka masih ragu apakah pasangan saat ini adalah pasangan yang tepat untuk menemaninya hingga akhir hayat, kenapa harus tetap satu atap dan bertahun-tahun bila ragu? Karena ukuran keserasian tidak dilihat dari seringnya hidup bersama, namun pernyataan hati masing-masing yang telah berbicara tulus untukl memantabkan menikah, dan berharap tidak bercerai, begitupun untuk yang lajang, belajar dari kisah perceraian saudara, kerabat atau oranr tua  mereka, maka memutuskan untuk menjalani hidup bersama tanpa ikatan adalah cara terbaik menjajaki arti berpasangan dalam hidup.

Terakhir pemerintah yang seolah mendukung hal tersebut untuk mengurangi resiko perceraian di negaranya, coba mari kita tilik setiap pekerja di Barat bila menerima gaji pasti dipotong oleh pemerintah dan itu pun tidak sedikit untuk apa? Untuk dana social, baik dibagikan ke panti jompo secara Cuma-Cuma dan panti asuhan, dari situlah mereka menganggap untuk apa mengharap anak yang menghidupi kita di hari tua, toh pemerintah telah menyediakan sarana panti jompo yang memadai untuk menghabiskan masa tua, begitulah pola pikirnya.

Namun dari sisi jeleknya Negara Barat, ada pula sisi positifnya yakni disana apabila telah menghamili perempuan mereka akan bertanggung jawab (walau tidak menikah) pertanggung jawaban bisa berupa menghidupinya dan tetap berhubungan dengan ibunya, karena mereka menganggap anak yang dikandung adalah darah daging mereka, sepantasnya mereka bertanggung jawab menghidupinya, lain di Negara kita menghamili perempuan adalah aib, dan biasanya jalan aborsi dianggap jalan terbaik menyelesaikan masalah untuk tetap menjaga nama baik. Setidaknya dari kehidupan barat yang gemerlap dengan kebebasan masih banyak sisi positip yang bisa kita ambil sebagai pejalan untuk menjadi lebih baik lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun