Mohon tunggu...
Fransiska Luri
Fransiska Luri Mohon Tunggu... Mahasiswi universitas katolik Santo Thomas

Hobi : Membaca Buku dan Mendengar musik Topik dan konten Favorit : Aku paling tertarik dengan berita - berita internasional dan nasional

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Etika vs Kebebasaan Berpendapat: Batasan yang semakin samar di kalangan anak muda

17 Maret 2025   00:06 Diperbarui: 17 Maret 2025   00:06 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di era digital saat ini, kebebasan berpendapat di kalangan anak muda mengalami perluasan yang signifikan. Platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram telah menjadi ruang ekspresi tanpa batas, memungkinkan generasi muda untuk menyuarakan opini mereka secara bebas. Namun, kebebasan ini sering kali berbenturan dengan etika komunikasi.

 Menurut Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (2023). Ujaran kebencian dan hoaks masih marak di dunia maya, mencerminkan rendahnya kesopanan digital di kalangan masyarakat, termasuk generasi muda.

Fenomena ini menunjukkan bahwa tanpa pengendalian dan kesadaran etika, kebebasan berpendapat dapat berdampak negatif bagi individu maupun masyarakat luas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyeimbangkan antara kebebasan berpendapat dan etika dalam berkomunikasi, guna menciptakan lingkungan digital yang sehat dan konstruktif.

Generasi muda juga perlu memahami bahwa setiap pendapat yang disampaikan memiliki konsekuensi. Menyampaikan pendapat tanpa mempertimbangkan etika dapat menimbulkan konflik, merusak reputasi, atau bahkan melanggar hukum. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran untuk selalu berpikir sebelum berbicara atau menulis, serta menghormati pandangan orang lain meskipun berbeda.

Selain itu, pendidikan mengenai literasi digital dan etika berkomunikasi harus ditingkatkan. Dengan pemahaman yang baik tentang bagaimana menggunakan media sosial secara bijak, generasi muda dapat memanfaatkan kebebasan berpendapat untuk hal-hal positif dan konstruktif, tanpa melanggar norma-norma etika yang ada.

Batasan yang Semakin Samar

Kebebasan berpendapat dan etika sering kali berada dalam posisi yang saling bertabrakan, terutama di kalangan anak muda yang aktif di media sosial. Banyak dari mereka merasa bebas mengungkapkan pendapat tanpa menyadari dampaknya terhadap orang lain. Misalnya, kasus-kasus di mana pernyataan yang tidak dipikirkan matang-matang menimbulkan kontroversi atau bahkan konflik di dunia maya.

Menurut Samsumar Hidayat (2021). Mengekspresikan dan menyatakan pendapat dipersilakan berpendapat selama tidak melanggar hukum dan merugikan orang lain.Beliau menekankan bahwa kebebasan berpendapat harus memperhatikan norma, hukum, dan hak asasi orang lain.

Kebebasan berpendapat yang tidak dibatasi dapat merugikan banyak pihak. Penyebaran ujaran kebencian, misalnya, dapat merusak reputasi seseorang atau memicu konflik sosial yang lebih luas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyeimbangkan antara kebebasan berpendapat dan etika dalam berkomunikasi, guna menciptakan lingkungan digital yang sehat dan konstruktif.

Media sosial telah merevolusi cara kita berkomunikasi, memberikan platform bagi individu untuk mengekspresikan pendapat mereka secara bebas. Namun, kebebasan ini sering kali disalahgunakan, yang dapat berujung pada cyberbullying, ujaran kebencian, penyebaran informasi bohong, dan pelanggaran privasi.

Selain itu, tanpa adanya batasan, kebebasan berpendapat dapat mengarah pada pelanggaran privasi dan perundungan siber (cyberbullying). Individu yang merasa bebas untuk mengungkapkan pendapat tanpa mempertimbangkan etika dapat merugikan pihak lain secara psikologis maupun reputasi. Fenomena ini sering terjadi di platform media sosial, di mana pengguna dapat dengan mudah menyebarkan komentar negatif atau informasi pribadi tanpa konsekuensi langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun