Mohon tunggu...
Cika Aprilia
Cika Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Antropologi Sosial, Universitas Diponegoro

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perspektif Antropologi Konsumsi: Memandang Gaya Hidup dan Validasi Seseorang

9 September 2021   00:04 Diperbarui: 9 September 2021   00:14 1548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Belakangan ini seringkali menjadi buah bibir bagaimana hidup menjadi "bak seorang perfeksionis" dengan standardisasi universal masyarakat itu sendiri. Hingga masyarakat dipapas habis dengan konstruksi sosial yang berlaku. 

Individu yang memiliki tujuan hidup dan cara menikmati hidup yang berbeda tidak dapat mengekspresikan kehidupannya dengan preferensi mereka sendiri. 

Seperti aturan-aturan yang bersifat universal pada kenyataan manusia memiliki kebudayaan, gagasan atau ide bahkan tindakan sebagai hasil dari manusia itu sendiri. 

Dengan demikian, setiap kebudayaan tentu memiliki perbedaan antara masyarakat satu dengan lainnya. Termasuk dalam capaian hidup seseorang.  Bagaimana mereka menikmati hidupnya tentu berbeda antara manusia satu dengan lainnya.

Belakangan ini mengenai validasi seseorang terhadap capaian standardisasi mengenai gaya hidup seseorang yang di samaratakan. Gaya hidup tercermin dari sikap yang dibentuk oleh keyakinan, emosi dan motif yang menggambarkan bagaimana kita ingin hidup dan menanggapi keadaan kita. 

Sikap pada dasarnya bersifat evaluatif, karena sikap mungkin bisa menjadi positif, bisa juga negatif, atau bahkan campuran keduanya. Menurut John Kekes sikap manusia terhadap kehidupannya yang rumit dibagi menjadi 3 komponen yaitu: 

1. Keyakinan, tentang apa yang telah dan bias dilakukan, tentang kapasitas dan ketidakmampuan kita dalam peluang dan kelayakan. 2. Emosi, beberapa komponen lain dari sikap hidup manusia. 

Misalnya penyesalan,kegembiraan dan lain sebagainya. 3. Motif, adalah komponen ketiga dari sikap yang objeknya hidup manusia, secara umum apa pun yang menggerakan manusia menuju tindakan. Dalam kehidupan batin manusia, mereka terhubung erat dan saling bergantung.

Dalam keberjalananya tidaklah sama, hal ini terlihat dalam kesenangan yang tercemin dalam seseorang terkadang untuk memenuhi pasaran masyarakat sendiri, seperti kesenangan mencerminkan sikap yang menyenangkan dalam hidup seseorang. 

Faktanya, berkembangnya apa yang membuat mereka bahagia mungkin merupakan hasil dari pekerjaan membosankan, pengorbanan, atau pelayanan tanpa pamrih. 

Terkadang tingkat  kebahagiaan seseorang yang berbeda tidak dapat digolongkan dengan satu standardisasi yang sama. Setiap individu memiliki motif dalam menjalankan kehidupannya, misal belakangan ini citra baik seseorang diukur dengan banyak atau dikitnya dia meng-upload instastory , dalam kenyataanya setiap orang memiliki enjoyment sendiri untuk memberikan kebahagiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun