Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjanjian Kesekian

11 Juli 2021   00:18 Diperbarui: 11 Juli 2021   01:53 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

Berkali Dru perhatikan Handphone yang sudah hampir seratus hari tidak dia sentuh. Sesekali Dru lap menggunakan uap mulutnya, lalu dikeringkan dengan ujung bajunya, bahkan sudah mulai terlihat baret di sudut kiri atas akibat bergesekan dengan benang jahit kaos Dru.

Tidak ada yang istimewa dengan malam ini, masih sama seperti malam sebelumnya. Suara anjing liar yang mondar mandir tidak jelas tujuan, sesekali terdengar bunyi gerobak yang menurutku tidak mesti juga kudengar di telingaku.

" Kenapa Tuhan masih saja berikan malam yang tidak perlu kuingat di otakku?"

Apa tidak ada varian baru dari malam, agar kepalaku bisa sedikit lega, bahwa hidupku bisa semewah orang-orang yang mereka posting di Instagramnya.

Rasanya ingin sesekali, membuat video sederhana bahwa hidupku juga bahagia seperti mereka.

Ah, rupanya mimpiku tak akan pernah jadi nyata. Aku tidak pernah tahu perjalanan hidupku sekarang sudah sampai tujuan atau sebetulnya baru sampai ke klimaks masalah hidup saja.

Kulempar kembali handphone jelekku, tak ada yang bisa aku nikmati, tak ada pemandangan enak dan tak ada suara-suara yang akan memanggilku walau sekadar basa-basi yang berisi pertanyaan sudah tidur atau belum.

Kadang manusia juga aneh. Jika saja paham bahwa jalan Tuhan selalu baik, maka tidak akan pernah masuk pada fase yang buruk.

Jika saja manusia paham bahwa perjalanan hidup itu berliku, maka haus akan rindu tentu bukan penawar akan sendu yang masih dipelihara.

"Kamu kenapa, pagi-pagi muka ditekuk begitu?"
"Aku?"
"La iya kamu , memang ada lagi orang lain yang bisa aku tanya selain kamu?"
"Biasa saja lah jawabnya, cuma pastikan dan tegaskan kok"
"Tegaskan apa?"
"Tegaskan pertanyaanmu, memang tegaskan apa lagi. Tegaskan hubungan kita? Basi Bram."

"Kamu kenapa sih Dru? Marah?"
"Bram bisa tidak, kamu tutup aja pembicaraan kita?"
"Kenapa? Aku kangen kok?"
"Sama siapa?"
"Sama siapa lagi, ya kamu lah."
"Oh..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun