"Maaf Bu. Aku mengganggumu?"
"Tergantung."
"Maaf, maksudnya bagaimana Bu?"
"Tujuanmu kesini aku tidak tahu. Untuk perempuan muda sepertimu menelusuri Lorong sempit, kotor dan berbau tinja cukup aku acungkan jempol. Tata kramamu boleh juga."
Wow, beberapa detik Dru terdiam. Dru bingung sedang berbicara dengan siapa saat ini. Saat siang tadi sepanjang jalan membicarakan wanita tua ini, gambaran Dru tentangnya ternyata keliru.
"Lihat deh, hari ini viral banget. Wanita tua sangat mencintai suaminya sehingga tadi pagi saat suaminya akan dimakamkan dia minta untuk bersama suaminya."
"Minta dikubur juga?"
"Iya, dia tidak bisa hidup sendirian sepertinya."
"Memang dia tidak punya anak?'
"Yah aku tidak tahu. Beritanya tidak sampai tentang anaknya."
"Siapa yang videokan saat dia nangis di pemakaman?"
"Tidak tahu juga. Pokonya hari ini video ini viral dan katanya sehari ini sudah banyak orang yang datangi rumahnya untuk sekadar menemani biar tidak sedih ditinggal suaminya."
Dru perhatikan setiap kata dari anak-anak ini. Tidak diambil pusign oleh Dru. Tidak ingin juga Dru berjumpa dengan wanita di cerita anak-anak dalam angkot jurusan Pasar Minggu -- Depok ini.
Namun Dru keliru. Rasa penasaran mengganggu tidur Dru malam ini. Saat dia kesal terhadap Bram, merasa jadi wanita paling bodoh sedunia, wanita yang habiskan waktunya begitu saja, tiba-tiba Dru penasaran dengan cerita yang sempat dia abaikan tadi siang.
"Kamu kalau hanya untuk bengong dan memanggil angin masuk ke tubuhnmu, sebaiknya kamu pulang. Tapi kalau kau ingin temani aku di sini hingga pagi nanti, kau boleh masuk."
"Aku boleh masuk Bu?"
"Ya,masuklah. Aku melihat kau sedikit berbeda."
Dru tersenyum, sekejap dia pandang wanita tua ini.
"Namaku Eliz. Usiaku sebentar lagi 65 tahun. Itu kalau aku tak salah hitung. Hahaha."
Dru bengong. Eliz bercanda dengannya. Tepatnya mengajaknya bercanda. Wow, langkah awal perkenalan yang bagus.
"Bu, kau sendirian di sini?"
"Panggil aku Eliz saja. Tak usah kau panggil aku Ibu. Ibu hanya boleh dipanggil oleh anakku saja."
"Maaf Bu, Hmm maksudku Eliz. Anakmu dimana?"
"Aku tak punya anak".
"Hah, aduh kau buat aku pusing Eliz. Kau bilang aku tak boleh panggil Ibu, karena hanya anakmu saja yang boleh memanggilmu Ibu. Sekarang kau bilang kau tak punya anak. Maumu apa Eliz?"