Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembunuh Kacangan

23 Oktober 2020   23:50 Diperbarui: 24 Oktober 2020   00:06 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan kubunuh dia, mereka atau siapapun yang membuatku meradang.

Tak peduli dengan dosa, buatku semua orang memiliki dosa.

Mulai mencari foto sasaranku. Semua kata kunci yang mendekati nama mereka mulai kusimpan di kolom search Instagram. Beberapa nama yang sempat kukenal segera aku tandai, ku screenshoot, lalu kucetak lengkap dengan nomor handphone masing-masing.

Kususun satu persatu hingga tak ada yang terlewat. Jika selama ini tidak ada yang peduli dengan perasaan dan kehadiranku, maka aku tak punya alasan apapun untuk menghargai dan menghormati orang lain.

Karena ini pembunuhan pertamaku, maka aku tidak boleh gagal. Baru ada empat orang sasaranku. Aku harus dapat menyusun rencana ini dengan sempurna agar tidak ada satu orangpun tahu bahwa pembunuhnya adalah aku.

Bak detektif kawakan, kuperhatikan gelagat masing-masing. Lalu mulai kupelajari kebiasaan mereka. Akan kumulai dari orang yang kukenal.

Kuhabiskan bergelas-gelas kopi tubruk, rasanya konsentrasi yang aku kumpulkan tak juga menjadi pecut agar aku segera membuat peta pembunuhan yang baik dan benar.

"Ah, sial. Rupanya susah jadi pembunuh. Harus mulai darimana aku?"

"Apa aku tidak salah dengar, dari tadi kata-kata yang kudengar hanya soal bunuh dan bunuh. Apa yang akan kau bunuh? Kecoa? Atau barisan nyamuk yang ganggu tidur kamu semalaman?

Kubasuh mukaku, kutatap dalam setiap lekukan di wajahku.
Baik. Wajahku baik-baik saja. Aku yakin tak akan ada satupun tahu bahwa aku seorang pembunuh.

"Hai, masih ingat sama aku?"
"Hmm siapa ya, sorry namanya sepertinya belum aku save?"
"Jahat deh kamu Yos, masa nomorku tidak kamu save mentang-mentang kita lama tidak ketemu."
"Sorry, mungkin saat handphoneku rusak beberapa nomor contact di handphoneku ikut menghilang."
"Ya sudah tidak apa-apa. Hmm Yos, kamu sekarang kerja dimana, masih di tempat yang lama?"
"Iya lah masih, mana ada kantor lain yang mau terima pekerja perempuan dengan segala keterbatasanku selain kantorku yang ini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun