Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Invisible Bram

18 Oktober 2020   23:59 Diperbarui: 19 Oktober 2020   00:25 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

Aku tahu Dru lelah, tanpa berhenti di kedai kopi Koh Leo, Dru berhasil menyelesaikan lari pagi kali ini hanya dama hitungan 2 jam saja. Biasanya jika bertolak dari rumah jam enam pagi, maka akan sampai di rumah kembali menjelang jam makan siang.

Perut yang sudah diisi segelas tubruk robusta di Kedai Koh Leo dan sepiring singkong goreng, akan Dru isi kembali dengan masakan paling enak sedunia buatan tangan Dru sendiri yaitu NTO alias Nasi Tutug Oncom yang merupakan menu turun temurun, dan aku rasa belum ada satu restoran pun yang dapat kalahkan pedas gurih NTO buatan Dru.

Mantap.

Sepanjang jalan tak ada satu katapun yang terlontar dari mulut mungil Dru. Aku kesepian, benar-benar seperti body guard, aku hanya bisa pastikan tidak ada apapun yang dapat membuat celaka Dru sepanjang perjalanan pulang dan yang paling penting Dru selamat sampai rumah.

Masih dengan T Shirt Pink Adidas dan Celana 7/8 yang sudah basah oleh keringat, Dru langsung rebahkan badannya di atas tempat tidur yang belum sempat Dru rapikan pagi tadi.

"Eh Dru, bersih-bersih dulu. Tidak baik masih berkeringat langsung tiduran. Kan kotor Dru!"
"Bawel."

Hmm, kalau sudah dibilang bawel, aku urungkan untuk atur-atur Dru. Ini pertanda bahwa hati Dru masih saja tidak nyaman, walau sudah coba untuk tertawa tapi hati paling dalam tak bisa pungkiri bahwa Dru bersedih.

Ah, sepertinya ini saat yang tepat untuk menjadi detektif.

Kupastikan Dru sudah sangat lelap. Jika ikatan rambut belum dibuka, jaket masih dikenakan dengan lengkap dan sepatu jeleknya masih saja dia pasang di kakinya, pertanda Dru benar-benar kelelahan.

Tempat pertama, kubuka handphone Dru.

Scroll, terus aku scroll. Tak ada nama Bram di contact Dru. Kubuka semua pesan masuk dan keluar dari Iphone jadul milik Dru. Nihil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun