Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Ada Idul Adha di Antara Kita

31 Juli 2020   15:38 Diperbarui: 31 Juli 2020   15:37 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Pixabay.com

"Tahu, tahu apa yang warnanya kuning?"

"Den, cing atuh sing pinter saeutik. Kabeh tahu mah koneng."

Semua tertawa, bukan untuk pertanyaan Kang Deni, tapi untuk penilaian Bapak untuk Kang Deni.

"Tebak atuh. Meh rame!"
"Tahu Cibuntu". Teh Hani mencoba menjawab.

"Salah."

"Tahi Kotok."
"Hahahaha, tahi kotok mah coklat atuh."

"Nyerah, nyerah lah Kang."
"Tah, huntu maneh koneng."

Bapak menutup mulutnya, lalu ambil kaca. Sambil meringis bapak bergumam, eh geuning huntu Bapak teh koneng.

"Makanya Pak, bersihin yang bener. Gigi asli, gigi palsu malah warnanya ikutin partainya Bapak.

"Untung Bapak partainya Golkar, coba kalau PDI-P atau PPP."

Wangi bakar daging yang dikipasin Kang Deni sudah mulai tercium. Satu persatu tusukan berwarna coklat kehitaman berjejer rapi di piring yang disiapkan Ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun