Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kutunggu Kau di Ujung Parau

27 Mei 2020   02:32 Diperbarui: 27 Mei 2020   02:28 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay.com

Satu ketika Sekar termenung, di ujung mendung bersenandung, sebuah kinanti tenangkan hati.

Kubenci lama menunggu

Lelaki pujaan hati

Tak pernah kah kau merasa

Betapa beratnya hari

Kutahu akan bahagia

Kau tak akan ingkar janji

Menghabiskan malam bersama hembusan angin yang tak bersahabat, sungguh menipiskan niat Sekar.

Kurang cantik apa aku? Kurang apa sebenarnya aku? Hingga Hario enggan mendekat. Mulut kecil Sekar tak hentinya mengomentari dirinya sendiri. Hario yang sangat dia puja, seperti menjaga jarak dengannya.

"Hei, dia bukan enggan mendekat." Angin berseloroh.
"Lantas, alasan apa yang dapat aku terima?"

"Teragungkanlah sebuah cinta karenanya. Begitu hati-hati dia labuhkan hati."
"Maksudmu? Aku perempuan sembarangan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun