Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perasaanku Tidak Enak

27 Maret 2020   00:53 Diperbarui: 27 Maret 2020   01:05 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by pixabay.com

"Pulang, Mama sakit..."

Kalimat pendek yang aku temukan saat aku tidak sengaja klik pesan di handphoneku. Sejujurnya aku tidak pernah suka untuk bekerja jauh dari tempatku dilahirkan. Bukan penakut hanya saja kekhawatiran yang terlalu berlebihan bila aku harus jauh dari orang tuaku.

Terpaksa.

Demi apapun aku tak pernah mau ambil pekerjaan ini. Semua karena terpaksa. Dengan dalih bahwa Hawa harus ikut maunya Adam. Dengan berat hati aku jalani hari-hari di hirup pikuk polusi yang menurutku sungguh tidak nyaman.

Kubawa serta malaikat kecilku dengan harapan agar aku masih bisa memantau dan mengikuti perkembangan anak-anak.

Satu bulan semua baik-baik saja.

Sepertinya anak-anak sudah mulai betah dan aku rela membesut sepeda motor dengan perjalanan hampir dua jam dengan kondisi selalu macet sementara aku sangat benci kemacetan. Tidak ada akses lain selain, Ojol, Angkot dan kendaraan pribadi.

Aku rela sedikit bikin eksotis kulitku dengan harapan bisa lebih cepat sampai di rumah dan bisa cepat ketemu anak-anak juga bisa segera menemani mereka bercerita, belajar atau sekedar menyiapkan kudapan untuk teman nonton mereka.

Satu yang tidak aku pahami sampai saat ini.

Aku tidak pernah tahu, maksud bapanya anak-anak untuk apa dan tujuan akhirnya bagaimana, yang aku tahu pada akhirnya kami dibiarkan bertiga.

Aku sedikit kalut, bagaimana tidak, setiap hari aku tidak boleh terlambat bangun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun