Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Janji Kopi

9 Desember 2019   09:16 Diperbarui: 9 Desember 2019   21:13 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by wallpaperup.com

Gemerisik suara-suara cangkir seng beradu sudah mulai disiapkan, pertanda Cing Lian akan bersiap memulai dagangannya untuk mengumpulkan langganannya beradu cakap lalu tertawa bersama dan membicarakan segala masalah yang tengah dihadapi juga ikut serta menyumbang ide agar sama-sama membangun bangsa dengan cara mereka sendiri.

Langganan Cing Lian tak perlu diupah untuk memikirkan negara, bagi mereka mengerjakan hal kecil untuk negara yang mereka cintai jelas bukan masalah besar. Toh yang dilakukan adalah membantu orang-orang disekitar mereka agar sama-sama mencicipi bahagianya hidup walau tidak bergelimang uang, tidak bergelimang hasil korupsi juga tidak bergelimang hasrat menyombongkan diri namun mereka punya hasrat yang besar untuk menciptakan kesejahteraan disekitar mereka walaupun pelanggan Cing Lian berisi Indonesia Raya.

Cing Lian sendiri adalah pemuda Indonesia yang memiliki darah Tionghoa dari Ibunya yang beragama Budha dan darah Betawi Asli dari Ayahnya yang merupakan Muslim Taat. Dengan berisikan 5 bersaudara dan Cing Lian merupakan anak tengah, beliau tumbuh menjadi pribadi yang ber bhineka dan mampu menterjemahkan setiap permasalahan nasionalisme di sekitar beliau.

Saat ini Cing Lian belum berkeluarga walaupun dia adalah penghuni terakhir dari keluarganya yang belum berketurunan, bagi dia tugas menyatukan orang-orang disekitarnya belum sempurna dia lakukan, masih berjibaku untuk menjelaskan setiap perbedaan ke seluruh langganannya dan menjelaskan pula bahwa perbedaan itu adalah sebuah keindahan.

Iya, ternyata menjelaskan bahwa perbedaan itu indah memang sulit dilakukan.

Inilah yang melatarbelakangi Cing Lian buka kedai kopi. Besar keinginan Cing Lian menyatukan segala perdebatan yang sering membuat Cing Lian tutup kuping rapat-rapat dan sering menguras air mata ketika satu sama lain saling menyombongkan Tuhannya.

Padahal Bapak sama Ibu bisa baik-baik saja sampai sekarang, walaupun semua keturunannya menjadi pengikut Bapaknya namun tidak ada satupun yang berani menghujat Tuhan dari Ibunya. Bapak Cing Lian berhasil memberikan keindahan dengan versinya sendiri. Sehingga ibu pun tidak keberatan dengan keputusan Bapak menyeragamkan generasinya, bahkan tanpa paksaan pula Ibu berkenan bersujud di 5 waktu setiap harinya.

Menyadari setiap perbedaan maka Cing Lian pun mencoba memberikan sentuhan lain di Kedainya.
Kalau selama ini setiap kedai punya menu sendiri bahkan dengan jelas terpampang bahwa ada menu-menu andalan yang biasa disajikan. Berbeda dengan Kedai Kopi Cing Lian.

Cing Lian tidak punya menu, Cing Lian hanya punya deretan Kopi Khas Indonesia. Di Kedainya tidak ada barista handal, yang ada hanya Barista Pendengar Handal. 

Karena pelanggan Kedai Cing Lian merupakan Indonesia Raya yang masing-masing punya cita rasa sendiri dalam menyaji Kopi, maka tugas Barista hanya mendengarkan pelanggannya lalu Barista akan dituntun cara menyajinya sampai menjadi segelas kopi nikmat di meja masing-masing pelanggannya.

Ini Barista terbaik Cing Lian, walaupun sudah malang melintang di beberapa kedai besar, namun telinganya mampu menterjemahkan keinginan pelanggan Cing Lian dengan baik dan benar. Maka tidak heran dari Jam 6 Pagi Kedai sudah mulai buka dan tutup di Jam 12 Malam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun