Mohon tunggu...
Cika
Cika Mohon Tunggu... Tutor - ...

No me gusta estar triste . Pecinta "Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang" #WARKOP DKI . Suka menjadi pekerja tanpa melewati titik kodrat wanita

Selanjutnya

Tutup

Worklife

"Passion" Vs Terpaksa

24 November 2018   23:45 Diperbarui: 25 November 2018   00:19 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berkelana dalam pekerjaan adalah hal lumrah, sangat biasa dilakukan oleh banyak "PEGAWAI". Entah itu berkelana dalam jabatan, posisi, jenis pekerjaan atau company nya sendiri. Semua terjadi dengan sangat alami, tahapan paling bawah pastilah fresh graduate , yang bila saat interview diberikan pertanyaan "apa alasan kamu melamar kesini" jawabnya adalah "untuk menambah pengalaman", tunggu..., menambah? kan baru kerja, maka lebih tepatnya "untuk mencari pengalaman". Pada tahap ini posisi apapun bakal dijajal oleh fresh graduate, yang penting kerja, yang penting ijazah udah ga perawan dan yang penting punya penghasilan sendiri.

Yang menarik adalah tahapan selanjutnya, saat karyawan sudah mengenal perusahaan, jenis pekerjaan bahkan bisa kepoin pekerjaan satu teamnya atau bahkan pekerjaan lainnya, otaknya mulai bermain, akan timbul perasaan untuk mencari yang lebih baik, efeknya adalah akan mulai membandingkan pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya, mulai mencari tahu nilai salary untuk kelas mereka tepatnya di angka berapa?, mulai berani menilai bahwa pekerjaan yang tepat untuknya adalah A,B atau C, kemudian mulai dapat mengkritik pola kerja bagiannya, teamnya, team sebelahnya, company nya bahkan company tetangga sebelah.

Saat mulai membandingkan inilah, muncul beberapa kategori karyawan baru, yaitu Tipe Meteor yang akan melesat cepat seiring dengan kemampuan yang dimilikinya, tidak perlu "MENJUAL" namun justru akan banyak yang akan membeli bahkan harga jualnya cenderung tinggi.

Ada Tipe Pasrah, bisa kerja aja udah bersyukur, tipe ini aman namun sulit untuk bergerak dan maju, karena cenderung pasif, artinya tipe ini cocok untuk tipe yang bukan workaholic, yang tidak mengejar karir dan jiwa leadership yang tidak terlalu baik.

Tipe Rebel, tipe ini seharusnya dipertahankan oleh sebuah company karena cenderung detail dan dan tahu dengan kondisi team dan perusahaan, tipe ini tipe pemberontak namun dalam hal positif artinya ingin berbeda dan menciptakan sesuatu yang baru untuk kemajuan perusahaan, sayangnya beberap bagian selalu melihat hal buruknya, pada akhirnya tipe ini dengan sendirinya berpaling untuk memuaskan hasrat menjadi lebih baik.

Yang tidak terlalu baik adalah Tipe Alakadarnya, ini mesti digaris bawahi bahkan perlu perhatian khusus, tipe ini cenderung tidak terlalu menguntungkan untuk dipertahankan, tipe yang selalu ingin aman, tidak mau bertemu masalah, cepat mengeluh, sering lelah, pekerjaan tidak optimal, no have good idea ketika berada dalam satu meeting session, bisa dibilang MAGABUT alias makan gaji buta.

Hati-hati, sebagai sebuah company tentunya sudah memiliki target atau rencana tahunan yang harus dilakukan dan dicapai, bila terlalu banyak Tipe Alakadarnya dalam sebuah team dapat mempengaruhi kerja team dengan sangat cepat, karena memang tipe ini sangat menular, komunikasi yang dimiliki cenderung persuasif negative sehingga pada akhirnya dapat membentuk suatu efek Terpaksa Mode On, yaitu efek pekerjaan yang dapat menurunkan komitmen, seakan-akan semua peraturan adalah menyiksa karyawan, mereka seakan-akan tidak memiliki ruang gerak sehingga mereka terpaksa bekerja walaupun mereka sudah tidak menyukainya, ujungnya adalah dengan alasan tingkat kepuasan yang rendah maka sudah sewajarnya bila perusahaan mendapatkan support pekerjaan mereka dengan sangat terbatas dan benar-benar ala kadarnya.

Inilah  yang harus menjadi perhatian, bahwa bekerja itu tidak lah mudah, yang harus kita pahami bersama adalah bekerjalah sesuai passion mu, karena dengan begini maka pekerjaan yag dijalani seperti halnya anda mendajalani hobi anda, akan happy, kemampuan ter explore dengan baik, usefull, dan tentunya akan menjadikan motivasi kerja yang membius karyawan untuk bekerja dengan optimal, itulah dahsyatnya sebuah passion kerja. Tidak akan ada lagi jalan buntu dalam menghadapi masalah, karena yang dilakukan dalam pekerjaan anda memang membuat anda bahagia.

So, sekarang carilah karyawan yang tepat, bukan hanya pengalaman sebelumnya yang menjadi acuan penerimaan karyawan, itu saja tidak cukup tapi carilah karyawan dan penempatan yang sesuai passion nya, jangan dipaksakan karena hasil terpaksa adalah akan kembali ke tipe alakadarnya atau paling tidak ke tipe pasrah.

Dan anda sang pencari rejeki, nilailah diri anda sendiri, takar lah kemampuan masing-masing, karena menjadi kutu loncat itu tidak enak. Carilah pasangan pekerjaan yang tepat. Jangan mengambil pekerjaan dari satu sisi atau satu alasan saja, karena karyawan pun berhak menikmati hidupnya dengan mendapatkan pekerjaan yang membahagiakan.

#241118

#Semangat 2nd click

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun