Oleh : Christanty Putri Arty
No : 111
Ini bukan sekedar kiasan semata, namun semua kebaikkan hatimu benar-benar terbit sedari dulu menjadi naungan kami bertiga. Kris, Na dan No..
Takkan bisa kubayangkan andai, bunda malaikat kita tumbang tanpa asa. Pastilah hidup kami berserakan hancur berkeping-keping dalam kegelapan. Untung..syukur alhamdullilah ada tangan bunda yang senantiasa merangkul kami hangat dan penuh cinta. Pasalnya, pemimpin keluarga sejati kami tega menelantarkan kasih sayang tulus Bunda demi orang lain, yang tiadaberarti sama sekali jika dibandingkan kelebihan dan kebaikkan Bunda,
Menyebut sebaris namamu, membuat relung hatiku terus bergetar. Mampukah aku melewati beban yang sama sepertimu, Bu. Dua puluh tahun silam, cobaan terberat datang menguji nyalimu… saat itu ada pilihan seperti buah simalakama.
Jika dibuang sayang, namun dipelihara juga tiada gunanya. Oh, kasihan sekali nasib Bunda tercinta. Demi mempertahankan harga diri dan penghormatan rasa cinta kepada soulmate hidup, beliau bertahan “digantung” nasibnya bertahun-tahun lamanya.
Nasib baik belum berpihak pada Bunda terbaik, nyata-nyata tidak sakit psikis yang rela diterima namun lara fisik juga terus kunjung datang.
Manakala setan luar merasuki laki-laki soulmatenya, setelah sekian lama bepergian luar kota, pulang ke tempat keluarga penuh dengan sumpah serapah diselingi pukulan plus tamparan merajam seluruh tubuh. Hikkks, sedih rasanya melihat pergumulan hidup Bunda yang diliputi penderitaan dan kekejaman dari orang tercinta.
Selalu di dera dengan pukulan bertubi-tubi
Disembur dengan beragam caci maki yang memerihkan hati
Ditusuk dengan seribu satu pengkhianatan
Namun dirimulah tetap setegar batu karang
Penderitaanmu terasa lengkap manakala
Pria “satu-satunya’ dalam hidup – melenggang jauh meninggalkan sosokmu,
Demi mengejar ‘cinta serta nafsu’ lainnya
Rela menanggalkan cinta sejati sehidup semati
Hanya Tuhanlah yang Maha Mengetahui isi hati hambaNya
Hanya Tuhanlah yang selalu memberi skenario hidup ini,
Termasuk saat Bunda divonisi mengalami tumor kandungan
Sejuta bayangan ketakutan bercampur aduk…
Yaaa Allah, kami semua takut kehilangan sosok Bunda terkasih penuh cinta
Kami semua pasrah dengan ketidakberdayaan, andai kehilangan nyawa Bunda
Sepanjang tahun penuh, cobaan silih berganti,
Penuh dengan ujian hidup berliku dan merajam hati…
Suami kabur dengan sejumlah materi Bunda
Rahim Bunda sepenuhnya diangkat (bismillah, semoga saja tidak meningkat menjadi"kanker")
Kami semua di depak dari rumah, dan hanya bersama Bundalah bisa merintis kembali.
Lembaran putih yang baru- menyongsong masa depan
Oh, Bunda terbaik sedunia, sejauh kasih sucimu kau tebarkan..
Harum semerbak cintamu terus mengisi penuh warna-warni kehidupan kami.
Berkat semangat juang hidupmu yang setegar batu karang, terus menguatkan mental dan jiwa anak-anakmu ini. Selalu mengenal kerasnya hidup serta kesabaran menjadi insani yang taat dalam iman.
Sekali lagi kami haturkan terima kasih ya Bunda, kehadiranmu yang terus menjadi pahlawan tak pernah biarkan kami menjadi yatim-piatu
Salam kasih ibu senantiasa dihidupkan dalam hati Kris, Na dan No…
Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Hasil Karya Peserta Event Hari Ibu(http://www.kompasiana.com/androgini).
Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community (https://www.facebook.com/groups/175201439229892/)