Mohon tunggu...
Christanty Putri Arty
Christanty Putri Arty Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah tangga , freelance

Happy Lady | Blogger|buzzer|http://www.omahantik.com | @cputriarty

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Untukmu Ibu] Setegar Batu Karang

23 Desember 2013   22:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh : Christanty Putri Arty

No : 111

Ini bukan sekedar kiasan semata, namun semua kebaikkan hatimu benar-benar terbit sedari dulu menjadi naungan kami bertiga. Kris, Na dan No..

Takkan bisa kubayangkan andai, bunda malaikat kita tumbang tanpa asa. Pastilah hidup kami berserakan hancur berkeping-keping dalam kegelapan. Untung..syukur alhamdullilah ada tangan bunda yang senantiasa merangkul kami hangat dan penuh cinta. Pasalnya, pemimpin keluarga sejati kami tega menelantarkan kasih sayang tulus Bunda demi orang lain, yang tiadaberarti sama sekali jika dibandingkan kelebihan dan kebaikkan Bunda,

Menyebut sebaris namamu, membuat relung hatiku terus bergetar. Mampukah aku melewati beban yang sama sepertimu, Bu. Dua puluh tahun silam, cobaan terberat datang menguji nyalimu… saat itu ada pilihan seperti buah simalakama.

Jika dibuang sayang, namun dipelihara juga tiada gunanya. Oh, kasihan sekali nasib Bunda tercinta. Demi mempertahankan harga diri dan penghormatan rasa cinta kepada soulmate hidup, beliau bertahan “digantung” nasibnya bertahun-tahun lamanya.

Nasib baik belum berpihak pada Bunda terbaik, nyata-nyata tidak sakit psikis yang rela diterima namun lara fisik juga terus kunjung datang.

Manakala setan luar merasuki laki-laki soulmatenya, setelah sekian lama bepergian luar kota, pulang ke tempat keluarga penuh dengan sumpah serapah diselingi pukulan plus tamparan merajam seluruh tubuh. Hikkks, sedih rasanya melihat pergumulan hidup Bunda yang diliputi penderitaan dan kekejaman dari orang tercinta.

Selalu di dera dengan pukulan bertubi-tubi

Disembur dengan beragam caci maki yang memerihkan hati

Ditusuk dengan seribu satu pengkhianatan

Namun dirimulah tetap setegar batu karang

Penderitaanmu terasa lengkap manakala

Pria “satu-satunya’ dalam hidup – melenggang jauh meninggalkan sosokmu,

Demi mengejar ‘cinta serta nafsu’ lainnya

Rela menanggalkan cinta sejati sehidup semati

Hanya Tuhanlah yang Maha Mengetahui isi hati hambaNya

Hanya Tuhanlah yang selalu memberi skenario hidup ini,

Termasuk saat Bunda divonisi mengalami tumor kandungan

Sejuta bayangan ketakutan bercampur aduk…

Yaaa Allah, kami semua takut kehilangan sosok Bunda terkasih penuh cinta

Kami semua pasrah dengan ketidakberdayaan, andai kehilangan nyawa Bunda

Sepanjang tahun penuh, cobaan silih berganti,

Penuh dengan ujian hidup berliku dan merajam hati…

Suami kabur dengan sejumlah materi Bunda

Rahim Bunda  sepenuhnya diangkat (bismillah, semoga saja tidak meningkat menjadi"kanker")

Kami semua di depak dari rumah, dan hanya bersama Bundalah bisa merintis kembali.

Lembaran putih yang baru- menyongsong masa depan

Oh, Bunda terbaik sedunia, sejauh kasih sucimu kau tebarkan..

Harum semerbak cintamu terus mengisi penuh warna-warni kehidupan kami.

Berkat semangat juang hidupmu yang setegar batu karang, terus menguatkan mental dan jiwa anak-anakmu ini. Selalu mengenal kerasnya hidup serta kesabaran menjadi insani yang taat dalam iman.

Sekali lagi kami haturkan terima kasih ya Bunda, kehadiranmu yang terus menjadi pahlawan tak pernah biarkan kami menjadi yatim-piatu

Salam kasih ibu senantiasa dihidupkan dalam hati Kris, Na dan No…

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul : Inilah Hasil Karya Peserta Event Hari Ibu(http://www.kompasiana.com/androgini).

Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community (https://www.facebook.com/groups/175201439229892/)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun