Mohon tunggu...
Christanty Putri Arty
Christanty Putri Arty Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu Rumah tangga , freelance

Happy Lady | Blogger|buzzer|http://www.omahantik.com | @cputriarty

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Masuk Sekolah Menjadi Booster Baru Si Kecil

31 Juli 2016   21:46 Diperbarui: 31 Juli 2016   23:21 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerakan Mengantar Anak Sekolah di Hari Pertama Menjadi momen menyenangkan

Gerakan Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah Menjadi Booster Baru Si Kecil 

Awal tahun ajaran baru 2016 ini  seakan memberi warna beda dengan adanya Surat Edaran nomor 4 tahun 2016 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tentang Hari Pertama Sekolah. Khusususnya yang istimewa, anjuran mengantarkan anak di hari pertama sekolah mereka.

Dalam hati kecil saya bersyukur ternyata pemerintah begitu inisiatif dan mempedulikan edukasi nasional mulai dari tingkat terkecil. Duh, Gusti saya sangat bersyukur membaca ini sekaligus terus melihat harapan yang lebih maju dan cerah perkembangan dunia pendidikan bagi semua anak-anak di Indonesia tidak terkecuali dengan dua buah hati saya yang baru masuk di tingkat pertama dan si bungsu manis yang memasuki Taman Kanak-kanak.

Apalagi gerakan mengantar di hari pertama sekolah ini menjadi kesempatan baru untuk saya dan anak-anak konsisten semangat belajar di sekolah kembali. Upaya memberikan umpan stimulate terhadap mereka untuk lebih giat dan semangat mencintai dunia pendidikan terutama di lingkungan sekolah.

Mengingat pada tahun sebelumnya si kecil pernah mogok (semangat) sekolah di tengah-tengah tahun ajaran akademis. Untuk memaksakan lebih jauh saya kok merasa prihatin melihat putri kecil saya tampak setengah hati menikmati hari-hari menimba ilmu di sekolahnya.

Meski tidak terucap langsung secara lisan, saya bisa menangkap dari gesture tubuhnya. Saat bangun pagi seperti ogah-ogahan, sarapan pagi tidak antusias bahkan keceriaan dari si Princess yang terkenal bawel ini malah terpekur diam.

Mungkin kesalahan saya dan suami yang kurang tanggap dengan hal-hal sepele ini mengingat banyak kesibukan yang lebih menyita dalam urusan kantor. Ya, bisa jadi mengabaikan hal yang kecil tersebut sudah dianggap biasa. Akibatnya pada penyesuaian dan perkembangan anak di sekolah di luar harapan.

Saya akui dulu memang tidak terpikir sama sekali akibat lain yang bisa saja terjadi menimpa anak-anak. Dengan mempercayakan kerabat dekat atau mertua untuk antar-jemput sekolah anak-anak. Sesekali memang saya yang mengantar sebatas di gerbang luar sekolah. Apalagi mengetahui puteri saya cukup berani dan tidak rewel untuk langsung ditinggal di sekolah.

Sayangnya, semua yang saya kira berjalan dengan sempurna berbanding terbalik. Manakala saya diberitahu jika puteri saya cenderung melamun dalam kelas. Kurang bersemangat bermain dengan teman-teman lainnya. Malahan sering tidur dibawah kolong meja belajar saat pelajaran berlangsung.

Padahal selama ini putri saya sangat periang pembawaannya, belum lagi terkenal "talkaktive" dan super aktif dalam mengeksplore suatu hal yang sangat menarik perhatiannya.

Mungkin ini menjadi "pe er" (PR) besar saya dan keluarga untuk menelusuri apa saja kekurangan yang  telah dilakukan sehingga putri saya pada akhirnya mogok sekolah. Jujur saja saya dan suami tidak ingin menjadikan beban bagi anak-anak dengan memaksakan kehendak. Oleh karena itu saya mendukung suami untuk menyusun strategi tepat membawa pembaharuan semangat bersekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun