Mohon tunggu...
Hidwar Norseha
Hidwar Norseha Mohon Tunggu... Guru - PNS

Berbuat yang terbaik demi membahagikan orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gunakan Ini agar Belajar Daring Mudah!

7 Agustus 2020   19:32 Diperbarui: 7 Agustus 2020   19:28 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tahun pelajaran baru 2020/2021 sudah berjalan. New normal, memaksa pembelajaran berjalan lewat daring terus berlanjut. Mulanya dikira akan sangat mudah dan berjalan lancar. Ternyata susahnya minta ampun.

Pada saat semua siswa dikenali. Saat tatap muka harus berhenti, kita sebagai guru telah dengan jelas mengenal siswa. Demikian juga siswa mengenal guru. Pembelajaran tinggal pindah dari luring ke daring. Kendala hanya pada proses menerangkan dan interaksi saja.

Namun, pada saat berhadapan dengan siswa baru  tanpa tatap muka. Ternyata seperti berada di atas mimpi. Bagaimana tidak, siswa tidak mengenal guru. Demikian juga guru tidak mengenal siswa satu persatu.

Pada saat grup WA dibuka dengan siswa per kelas, untuk melengkapinya saja tak cukup waktu seminggu. Ketika jumlah siswa yang dalam satu kelas seharusnya 33, grup WA hanya terisi 80% nya saja. Bagaimana guru akan menghubungi jika tidak tahu siapa siswanya. Di mana tempat tinggalnya, dan seterusnya.

Demikian juga ketika berada dalam classroom, harusnya 33 siswa semua berada di classroom tersebut jangankan 80% yang sudah masuk grup WA tadi yang mengisi classroom. Ternyata isinya kurang dari 80% yang sudah masuk grup WA.

Tidak sampai di situ saja. Dari semua yang sudah masuk classroom pun tidak semua yang hadir ketika proses belajar mengajar secara daring dilaksanakan.

Tercatat ketika dalam dua pertemuan diamati yang telah saya lakukan, kurang dari separo yang mengisi daftar hadir. Padahal di grup wa sudah diberitahu bahwa proses belajar mengajar daring sedang berlangsung.

Demikian juga tugas yang diberikan kepada siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, hanya sebagian kecil yang menyelesaikannya. Ketika dikonfirmasi, alasan yang diberikan siswa memang bervariasi.

Sebagian ada yang menyatakan bahwa HP yang digunakan adalah milik orangtua. Ketika mereka bekerja otomatis HP tidak berada di tangan siswa. Ada juga yang meminjam HP kakak atau keluarga lainnya. Jadi pasti pada saat pembelajaran daring berlangsung tidak maksimal.

Alasan lain yang sungguh membuat kita para guru mengelus dada adalah hesarnya dana yang harus dikeluarkan untuk proses daring tersebut. Saya membayangkan, kalau saya saja untuk setengah bulan menghabiskan 12 GB paketan. Jika dikonversi dengan uang menggunakan jaringan telkomsel maka seharga 104.000 rupiah.

Ok, anggaplah siswa menggunakannya paketan tersebut dengan kuota tersebut, artinya orangtua siswa harus mengeluarkan sejumlah dana sebesar itu khusus untuk keperluan olnine anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun