Mohon tunggu...
Cicilia Sekaretta
Cicilia Sekaretta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Future content writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Mengetahui Agama Orang Lain?

6 Maret 2021   09:57 Diperbarui: 6 Maret 2021   10:01 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Apa Agamamu?" Satu pertanyaan ini mungkin terdengar sangat sederhana dan sering sekali sampai ke telinga kita.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia, terdapat sejumlah Agama yang diakui oleh pemerintah sebagai Agama resmi di Indonesia. Berdasarkan data yang dilansir dari halaman indonesia.go.id, 87,2% penduduk Indonesia memeluk Agama Islam, sisa 12,8% terbagi sebagai pemeluk Agama Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Sebenernya apa itu Agama? Seberapa pentingkah peran Agama dalam kehidupan manusia? Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkungannya.

Di tengah kemajemukan yang ada di negara kita dan dengan selalu digaungkannya semboyan Bhinneka Tunggal Ika, kita sebagai masyarakat tentu tidak perlu takut dalam memilih Agama mana yang ingin kita peluk, bahkan Undang-Undang pun menjamin dan membebaskan kita dalam memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan keinginan kita.

Seiring berjalannya waktu yang diiringi dengan berkembangnya internet, berkembang pesat pula teknologi komunikasi dan informasi. Dengan berkembangnya hal tersebut begitu banyak kemudahan-kemudahan yang bisa kita terima termasuk kemudahan dalam mendapatkan berbagai macam berita dan informasi yang kita butuhkan melalu internet, berbagai mediapun berbondong-bondong membuat konten berita untuk menarik audiens. Salah satu konten yang paling "laku" dijual ke publik adalah konten dengan konteks Agama, bagaimana tidak? Ketika ada seorang public figure katakanlah memeluk Agama A dan ia memutuskan untuk pindah sebagai pemeluk agama B, hal ini akan menjadi konten gorengan bagi para penyedia berita, belum lagi penyebaran berita melalui sosial media di mana setiap orang berhak untuk berkomentar (kadangkala secara anonim) tanpa memahami isi dari berita tersebut, terlebih tanpa memahami niat pribadi dari public figure yang bersangkutan. Biasanya, ketika sang public figure menjadikan Agama mayoritas sebagai kepercayaan barunya, akan ada kecenderungan komentar bernada dukungan dan positif bagi public figure tersebut, namun apabila yang terjadi adalah sebaliknya, kecaman, serta ancaman neraka pun akan menghiasi kolom komentar.

Contoh seperti inilah yang terkadang setiap masyarakat yang menjadi audiens tidak menyadari bahwa kekuatan media sangat berpengaruh terhadap cara berpikir mereka terhadap berbagai macam konteks, terutama pada konteks agama. Secara tidak langsung, media mengkaitkan konteks agama terhadap konten media mereka, dan tanpa disadari hal ini sungguh memprihatinkan, sebagai negara yang menjunjung tinggi toleransi umat beragama, contoh kasus tersebut justru berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada.

Lalu contoh sederhana sebuah pertanyaan yang sering muncul apabila mengisi sebuah formulir, atau ketika akan membuat rekening bank baru, ada satu kolom pertanyaan yang ditanya, yaitu mengenai Agama. Pertanyaan sederhana ini sebenernya tidak perlu diajukan karena tidak mempengaruhi apapun. Sebenarnya pertanyaan yang muncul adalah "Kalo saya Islam dan membuat rekening di bank A mengapa, kalo saya Kristen membuat rekening bank disini, mengapa...." dan seterusnya. Hal sederhana inilah yang terkadang tanpa kita sadari bahwa kita tidak perlu mengetahui Agama orang tersebut. Pemikiran- pemikiran ini perlu diterapkan dalam segala hal yang hendak kita lakukan. Mengetahui agama orang lain tidak terlalu penting untuk diketahui. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa perspektif kita terhadap orang lain akan berubah hanya karena menanyakan agama apa yang dianut.

KESIMPULAN

Secara logika, ketika kita ada disituasi dimana kita hendak dan harus menolong orang lain, tidak terlintas adanya pemikiran untuk menanyakan terlebih dahulu apa agama orang yang bersangkutan yang hendak kita tolong. Konsep pemikiran inilah yang terkadang tidak disadari manusia, bahwa sebenarnya tidak penting untuk mengetahui apakah agama orang lain. Pemikiran-pemikiran inilah yang harus kita terapkan sebagai manusia agar tidak menimbulkan konflik-konflik yang disebabkan oleh Agama, mengingat pula bahwa negara Indonesia adalah negara yang Bhinneka Tunggal Ika dan mengedepankan toleransi umat beragama. Apabila setiap manusia memiliki perspektif seperti ini, Indonesia akan menjadi negara yang tinggi akan toleransi umat beragama dan berkurangnya konflik-konflik yang disebabkan oleh Agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun