Mohon tunggu...
Cicilia Ika Mayawati
Cicilia Ika Mayawati Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan Pembelajar

If you are planning for a year, sow rice. If you are planning for a decade, plant trees. If you are planning for a lifetime, educate people. (A Chinese Proverb that I do agree)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Anak Mengalami Masalah Belajar?

12 November 2021   20:11 Diperbarui: 12 November 2021   20:48 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

What is necessary to change a person is to change his awareness of himself.  (Abraham Maslow)


Tak jarang parents mengeluhkan kondisi belajar putra-putrinya. Beberapa mengeluhkan mengapa anak sulit berkonsentrasi saat belajar, sulit memahami pelajaran padahal topiknya mudah sehingga hasil belajarnya kurang baik. Hal serupa juga sering menjadi pertanyaan bagi guru. Kadang guru bertanya-tanya mengapa seorang siswa yang biasanya aktif dan responsif di kelas suatu ketika terlihat tidak bersemangat mengikuti pelajaran dan tidak maksimal saat mengerjakan tugas.

Pencapaian belajar siswa yang optimal memang bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan. Diperlukan keselarasan aspek-aspek yang mendukungnya baik kondisi internal siswa itu sendiri maupun kondisi eksternalnya. Sehingga ketika muncul keluhan maupun problem pembelajaran dalam diri siswa maka perlu dicari tahu akar permasalahan/pemicunya.

Kebutuhan seseorang terbagi dalam beberapa kategori. Menurut Abraham Harold Maslow (1908-1970), sang  pelopor aliran psikologi humanistic asal New York, terdapat 5 tingkatan kebutuhan di dalam diri seseorang. Kelima tingkatan kebutuhan tersebut digambarkan sebagai sebuah hierarki atau piramida bertingkat yang menggambarkan tingkat urutan kebutuhan. Lima tingkat kebutuhan ini dikenal dengan Maslow's Hierarchy of Needs. 

Hierarki kebutuhan menurut Maslow mensyaratkan pemenuhan kebutuhan di urutan paling dasar terlebih dahulu baru menuju kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi hingga akhirnya menuju kebutuhan di puncak piramida. Seseorang tidak akan mencari atau berusaha memenuhi kebutuhan di level lebih tinggi jika kebutuhan di level sebelumnya tidak/belum terpenuhi.

Dalam Maslow's Hierarchy of Needs, 5 tingkatan kebutuhan didalam diri seseorang meliputi:

  1. Physiological Needs (Kebutuhan Fisiologis). Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling mendasar yang harus dipenuhi agar dapat bertahan hidup. Beberapa contoh kebutuhan fisiologis manusia antara lain seperti makanan,  minuman, tempat tinggal, pakaian, seks dan tidur/istirahat.
  2. Safety Needs (Kebutuhan akan rasa nyaman/aman). Kebutuhan ini biasanya muncul ketika kebutuhan dasar (fisiologis) nya telah terpenuhi. Rasa  aman yang dimaksudkan meliputi perlindungan keamanan, ketertiban, hukum, stabilitas, kebebasan dari rasa takut dsb.
  3. Love and Belongingness Needs (Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki). Apabila kedua kebutuhan dasar telah terpenuhi (fisiologis dan rasa aman), manusia cenderung menginginkan untuk menjalin hubungan secara sosial, membutuhkan afiliasi dan berinteraksi dengan sesama/lawan jenisnya. Manusia juga membutuhkan persahabatan, cinta dan rasa memiliki yang diwujudkan dalam keintiman, persahabatan, kepercayaan dan penerimaan.
  4. Esteem Needs ( Kebutuhan akan penghargaan). Ketika seseorang telah terpenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman dan cinta/rasa memilikinya, maka akan muncul keinginan untuk dihormati, diapresiasi, serta diakui akan keahlian maupun kemampuannya. Intinya manusia membutuhkan penghargaan diri atas segala sesuatu yang telah dicapainya.
  5. Self Actualization Needs (Kebutuhan aktualisasi diri). Aktualisasi diri merupakan tingkatan kebutuhan tertinggi manusia menurut Maslow. Manusia memiliki kebutuhan untuk menunjukkan potensi dan keahliannya serta mengaktualisasikannya dalam bentuk pengembangan diri.

Dalam Maslow's Hierarchy of Needs, manusia harus memenuhi kebutuhan dasarnya (fisiologis) terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan lain yang ada di tingkat lebih tinggi. Apabila kebutuhan dirinya telah terpenuhi, maka motivasi diri akan muncul.

Dalam konteks pembelajaran, ketika seorang siswa menunjukkan suatu masalah di salah satu tingkat kebutuhan dalam Maslow's Hierarchy of Needs maka perlu dicari tahu apakah kebutuhan di tingkat sebelumnya telah terpenuhi? Dalam Hierarchy Maslow, sikap tertib merupakan kebutuhan dasar kedua (safety needs).  Siswa yang cenderung berulang kali meninggalkan tempat belajarnya selama pembelajaran online, atau tidak fokus selama pembelajaran offline bisa jadi dikarenakan siswa tersebut belum mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar di tahap pertama (kebutuhan dasar fisiologis). Guru hendaknya mencari tahu apakah kebutuhan dasar siswa (physiological needs) telah terpenuhi? Bisa jadi masalah tersebut muncul karena siswa belum mendapatkan pemenuhan kebutuhan fisiologisnya seperti kurang istirahat, belum sarapan, kehausan dll.  

Contoh lain yang kerap muncul misalnya saat kita menjumpai siswa yang enggan bergaul dengan teman-temannya. Dalam Maslow's Hierarchy of Needs, keengganan menjalin persahabatan merupakan masalah dalam pemenuhan kebutuhan di urutan ke 3 yaitu Love and Belongingness Needs atau kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki. Guru atau orang tua hendaknya melihat kembali apakah masih ada kekurangan dalam pemenuhan 2 kebutuhan dasar sebelum Love and Belongingness Needs misalnya dalam pemenuhan kebutuhan fisiologis (makanan, minuman, waktu istirahat) dan pemenuhan kebutuhan akan rasa aman/safety needs (perlindungan seperti keamanan, ketertiban, stabilitas dan kebebasan dari rasa takut).

Pada prinsipnya, setiap orang atau siswa dalam konteks pembelajaran mampu dan memiliki keinginan untuk menuju tingkat aktualisasi diri. Sayangnya, hal ini sering terganggu oleh kegagalan untuk memenuhi kebutuhan tingkat yang lebih rendah. Pemenuhan kebutuhan dasar mampu mendukung pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi hingga pada tahapan aktualisasi diri.

Kita sebagai orang tua atau guru yang berperan membantu anak/siswa dalam mewujudkan aktualisasi diri hendaknya memahami kebutuhan mereka dan membantu dalam pemenuhannya. Bagi parents dan rekan-rekan pengajar, selamat menjalankan peran kita sebagai orang tua dan pendidik yang mampu memahami kondisi siswa dengan lebih baik melalui teori yang dikemukakan oleh Maslow ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun