Mohon tunggu...
Rama Nuansa
Rama Nuansa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Wa: 082137191548, (civil, cakap, jurnalism, terpercaya, independent)

Selanjutnya

Tutup

Humor

HMI, Mati 'Kah Nilai Kritisnya?

23 Maret 2020   00:25 Diperbarui: 23 Maret 2020   00:25 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Sungguh mengecewakan, ketika mengetahui reporter sesama jurnalis mahasiswa di pukuli dengan tangan. Dengan fisik tak mematikan semangat jurnalis dalam melihat hitam di balik putih. Kabar pukul tangan ini tertera dalam tulisan LPM progress yang menyatakan bahwa HMI mendukung omnibus law, terhadap jurnalis mahasiswa. Dalam penanganan seperti ini sudah bisa di tindak dalam meja hijau. 

Dogma yang di keluarkan di kader hitam hijau mengatakan bahwa harus memiliki berpikiran kritis, apa hal ini hanya menjadi embun dipagi hari. Lantas apakah berhak memain hakim sendiri. Memukuli orang hanya karena tulisan. Jika emang benar berarti jelas nilai kritisi di HMI sendiri sudah mati, sesuai dengan nama organisasi nya HMI ( himpunan matiin intelektualitas). 

Yaa karena dalam tulisan memuat hal itu kena pukulan tangan. Tulisan ya balas dengan tulisan. Atau jangan jangan gondokan dari kanda HMI harus bermain tangan dalam menangani masalah?, Kurasa tak betulkan dalam itu jika memang ada intelektualitas dalam HMI kenapa harus menggunakan tangan. Apa itu bentuk pembelajaran yang diajarkan aparat ketika HMI turun ke jalan. 

Atau jangan-jangan produk dari omnibus law dari senior HMI sendiri. Yang ngabisin uang bermiliar-miliar hanya untuk balap F1. Apa tidak malu ketika pemimpin diberikan kepada kader HMI namun di hamburkan dengan penyelenggaraan kegiatan f1. Kurasa tidak kan? Atau sama juga, yang di lakukan senior dalam penanganan omnibus law, harus memukuli yang mengkritisi sampai berujung dengan tangan di lakukan oleh salah satu kanda HMI

Kurasa HMI sebagai ibu dari organisasi , itu hanyalah bualan pada waktu rekrutmen saat perekrutan saja. Atau jangan-jangan emang begitu dari awalnya. Lahirnyay dalam organisasi tentu di lahirkan dengan yang bersih. Mungkin penulis berpandangan bahwa hanya sebagian kecil saja oknum yang main tangan terhadap jurnalis LPM progres. Sangat disayangkan kalau memang terjadi karena nalar dari mahasiswa sudah mulai tumpul seiring zaman. 

Kedewasaan dalam berpikir mungkin hanya sebatas usia saja. Namun akal nya masih di bawah rata rata. Tanpa kejernihan berpikir hal main tangan itu bisa terjadi yang dilakukan kanda HMI. Atau jangan jangan kebobrokan mental dari mahasiswa sendiri dalam menangani kasus tak sempat di bentuk sehingga jalan akhir yang dipikirkan ya tetap main tangan.

Apa begitu juga yang dilakukan kanda HMI terhadap adinda HMI dalam menjalankan rumah tangga HMI apa harus main tangan?, Kasar banget nya. Pantas aja angka kdrt di Indonesia sendiri kian hari semakin meningkat seiring zaman. Telaah tulisan tulisan di HMI mungkin sedikit tergerus budaya dari membaca HMI sendiri mungkin sedikit berkurang.

Disclaimer : tulisan ini hanya sebatas opini, jikalau tak kuat membaca dengan akal yang penuh akan oleng dan akhirnya main tangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun