Mohon tunggu...
Rama Nuansa
Rama Nuansa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Wa: 082137191548, (civil, cakap, jurnalism, terpercaya, independent)

Selanjutnya

Tutup

Money

Takut Nilai Mata Uang Akan Jatuh, Yuk Mengenal Stabilitas Sistem Keuangan

23 Juni 2019   14:06 Diperbarui: 23 Juni 2019   14:41 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Turunnya mata uang pada tahun 1998 membuat ekonomi di Indonesia menurun secara signifikan. Namun dalam hal ini tidaklah di pungkiri, karena beberapa negara lainnya juga ikut kedalam turunnya ekonomi secara internasional. Dalam hal ini tentulah masyarakat Indonesia dapat mengenal apa itu namanya stabilitas keuangan yang ada di negara kita. Karena tidak dapat dipukiri bahwa kita sebagai dongkrak roda perekonomian negara kita sendiri. Inilah kenapa kita harus mengenal stabilitas sistem keuangan di negara kita sendiri.

Stabilitas sistem keuangan di negara Indonesia yang berada di naungan bank Indonesia. Dalam hal ini bank Indonesia berinisiatif untuk melakukan stabilitas sistem keuangan Indonesia dengan cara melakukan makrofinansial. Kenapa hal ini di lakukan oleh bank Indonesia. Agar adanya stabilitas ekonomi antara usaha makro dan usaha mikro yang saling membantu untuk mrnggerak perekonomian di Indonesia.

Tentunya dalam penerapan nya stabilitas sistem keuangan dapat di lihat dari beberapa tahun kebelakang. Layak nya pada tahun 1998 dan 2008 yang jatuhnya nilai mata rupiah. Sehingga membuat lonjakan harga beli yang tinggi, berdampak pada masyarakat Indonesia sehingga menurunnya konsumsi belanja di pasaran. 

Perekonomian internasional juga menjadi barometer dari nilai stabilitas keuangan yang terjadi belakangan. keputusan dari Amerika serikat yang tidak berkerja sama lagi dalam industri militer akan berdampak nilai harga minyak dunia akan naik. Sehingga negara negara seperti Indonesia juga dapat merasakan dampaknya, dalam hal ini akan naik nya harga harga barang juga ikut naik.

Namun tidak dipungkiri, karena bank Indonesia telah membuat solusi agar stabilitas sistem keuangan di Indonesia tetap terjaga. Dalam hal ini dilihat dari makrofinansial, yang dimana usaha makro dan usaha mikro dapat berkerja sama dalam melakukan pergerakan roda perekonomian. Nilai rupiah akan tetap stabil walaupun ada perubahan akan berubah sedikit saja. Jadi para pengusaha kecil maupun besar dapat mengenal stabilitas sistem keuangan.

Berkaca pada tahun 2018 kemarin , tekanan terhadap stabilitas sistem keuangan sempat mengalami tren peningkatan namun mulai mereda di akhir tahun. Peningkatan tekanan terutama terjadi di pasar keuangan yang tercermin dari peningkatan volatilitas nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian perekonomian global akibat masih tingginya sentimen negatif perang dagang, kuatnya indikasi perlambatan ekonomi global, serta berlanjutnya normalisasi kebijakan. as moneterS yang mengurangi risk appetite investorglobal terhadap aset keuangan negara emergingmarket, termasuk Indonesia. Selaras dengan tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global di tengahberlanjutnya defisit transaksi berjalan, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi dengan volatilitas yang meningkat.

Untuk menjaga daya saing aset pasar keuangan domestik, Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps selama semester II 2018 ke level 6%. Agar menjaga stabilitas harga barang dalam menjaga kestabilitas sistem keuangan. Nilai harga pasar dapat di jadikan acuan dalam kestabilitas keuangan. Sehingga roda perekonomian di negara Indonesia dapat dilakukan bersama sama.

Dalam hal ini, Bank Indonesia juga menempuh kebijakan stabilisasi melalui strategi intervensi ganda yang didukung strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas. Sejak akhir Oktober 2018, tekanan terhadap rupiah sedikit mereda dan cenderung terapresiasi. Intermediasi yang dilakukan oleh sistem keuangan Indonesia mengalami peningkatan pertumbuhan pada semester II 2018, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang tetap terjaga.

Intermediasi perbankan melanjutkan momentum pertumbuhan, sementara intermediasi melalui pasar keuangan cenderung tertahan seiring meningkatnya biaya penerbitan surat-surat berharga akibat meningkatnya sukubunga domestik .

Transfer kredit perbankan terus meningkat sejalan dengan siklus keuangan di akhir semester I 2018 tetap menunjukkan ruang untuk melakukan ekspansi. Kegiatan intermediasi perbankan selama semester II 2018 menunjukkan keterlanjutan momentum pertumbuhan, ditopang oleh tingginya permintaan domestik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun