Mohon tunggu...
Rama Nuansa
Rama Nuansa Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Wa: 082137191548, (civil, cakap, jurnalism, terpercaya, independent)

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Ini Marathon Apa Liburan? Keunikan Jalur dalam Mandiri Jogja Marathon 2019

7 Mei 2019   10:25 Diperbarui: 7 Mei 2019   10:54 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hal keringat dalam berolahraga marathon tentunya mengeluarkan keringat, namun dalam hal ini tidak lah menjadi masalah. Karena keunikan dari jalur dari kegiatan Mandiri Jogja Marathon 2019 memang istimewa. Event olahraga ini memadukan lomba lari marathon keterpaduan budaya yang berpotensi pariwisata daerah yang dijadikan rute lomba. Tentunya potensi keindahan alam dan budaya disuguhkan dalam kegiatan ini.

Event ini menawarkan keunikan dari jalur marathon tersebut dengan keindahan pariwisata sudah lama dan sudah banyak digelar di Indonesia. Sport tourism, nama yang trend untuk event olahraga semacam ini. Tentunya tak hanya para olahragawan namun ibu menteri juga ikut dalam event ini serta digemari para olahragawan sekaligus wisatawan mancanegara.

Biasanya dalam sport tourism yang digelar di Indonesia berupa lomba balap sepeda,treathelon. Sebut saja Tour de Indonesia, Tour de Ijen, hingga Tour de Singkarak  yang rute balapannya melalui berbagai tempat wisata terkenal di Indonesia.

Untuk olahraga lari marathon, sedikit sekali penyelenggaraan yang mengadakannya dalam bentuk sport tourism. Kebanyakan lomba lari marathon yang diselenggarakan mengambil rute di sekitar pusat kota. Di mana para peserta berlomba lari marathon di jalan-jalan utama yang mengelilingi pusat kota. Namun di dalam Mandiri Marathon Jogja ini di adakan di jalan jalan desa yang semakin membuat keasrian alam, serta budaya aktivitas yang biasa di daerah istimewa tersebut.

Mandiri Jogja Marathon mengangkat aset kekayaan yang menjadi ikon sendiri di daerah istimewa tersebut yaitu budaya lokal. Dengan keunikan alur pelaksanaannya, tak salah apabila Mandiri Jogja Marathon mengambil ide yang berdiksi "Lebih dari sekedar lomba." Karena memang event ini mengunggah rasa pengalaman  dengan banyak kelebihan yang tidak kita jumpai dalam event lomba lari marathon lainnya. 

Pada Minggu, 28 April 2019 merupakan lomba Full Marathon, Half Marathon, 10km, dan 5km yang diadakan untuk kali ke-3 di Candi Prambanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lomba lari Marathon ini mengandalkan keunikan pada tradisi dan alam Yogyakarta sebagai latar belakang lomba. Dengan mengambil garis start dan garis finish di sekitar Taman Wisata Candi Prambanan, peserta disuguhi kemolekan 13 desa dan 3 tempat wisata budaya yang menjadi iconik dari daerah istimewah tersebut sepanjang rute perlombaan. 

Dihadiri dengan 8.000 peserta dari berbagai kalangan baik dari ibu Mentri maupun yang lain nya.  Dan dalam kegiatan tersebut dapat berjalan dengan sukses serta menjadi penutupan kegiatan pada hari tersebut.

"Mandiri Jogja Marathon kali ini berbeda karena mengangkat dan mempromosikan kekayaan budaya lokal sehingga dapat memacu pengembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya," kata Menteri BUMN Rini Sumarno usai melakukan pengibaran bendera start. Turut hadir membuka event ini adalah Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X, Bupati Sleman Sri Purnomo, serta Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo.

Keunikan dan Keistimewaan Mandiri Jogja Marathon

Keistimewaan Mandiri Jogja Marathon sudah terlihat di garis start. Peserta lomba disuguhi pemandangan yang indah serta mengandung nilai historis dari Candi Prambanan yang menjadi warisan budaya dunia dari unisco, salah satu ikon wisata budaya Jogja yang sudah mendunia. Candi yang terkenal dengan legenda Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang ini menjadi titik awal sekaligus akhir perlombaan Mandiri Marathon Jogja tersebut.

Setelah itu, para peserta berlari melewti rute lomba yang menawarkan pemandangan khas perdesaan yang begitu Astri serta istimewah. Ada 13 desa di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Klaten yang dilewati para peserta lomba menyajikan lanskap alam yang indah dan alami.

Bisa dibayangkan sendiri bagaimana rasanya berlari sepanjang jalan pedesaan sekaligus disambut dengan penuh keramahan oleh penduduk setempat. Lelah yang biasanya menderah serta peluh dari tubuh mungkin tidak akan terasa. Pemandangan indah sekaligus sambutan ramah dari penduduk setempat malah membuat para pelari tambah semangat. Itulah yang membuat Mandiri Jogja Marathon terasa sangat istimewah tersebut. 

kehangatan dari warga Jogja yang sepanjang rute lomba menyambut para peserta Mandiri Jogja Marathon. 

Dokpri
Dokpri

Seperti yang terlihat dari foto-foto perlombaan di galeri laman Mandiri Jogja Marathon, masyarakat desa yang dilewati rute lari marathon ini sangat berantusias dengan memberi salaman serta menyambut dan menyapa setiap pelari yang lewat di depan rumah mereka. Tak hanya sambutan biasa, di beberapa bagian rute masyarakat juga menyambut dengan berseru dengan berkata "okey, mas bro". 

Ini menjadikan suatu kehangatan yang ternilai dari kebiasaan masyarakat Jogja yang dikenal dengan keramahan dari warga Jogja tersebut. Dan tak hanya dari situ juga para peserta juga di suguhi dengan tarian dari khas kebudayaan khusus daerah tersebut. Memuat nampak menarik dari salah satu kegiatan Mandiri Marathon Jogja 2019 tersebut. Terlihat dengan gambar dibawah ini.

Dokpri
Dokpri

"Betapa indah nya dari hal suatu kegiatan tersebut karena bisa dikatan sebagai liburan bukan dikatan Marathon" dari salah satu peserta yang sempat tak ditanyain selesai acara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun