Mohon tunggu...
Chysara Rabani
Chysara Rabani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar gemar membaca

Gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi sebagai Kunci Perdamaian

2 Juli 2021   20:00 Diperbarui: 2 Juli 2021   20:41 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara majemuk yang memiliki berbagai keragaman di dalamnya. Keragaman suku, budaya, agama, bahasa, dan antargolongan. Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah bukti bahwa keragaman yang ada di Indonesia berhasil menjadikan Indonesia merdeka.

Keragaman di Indonesia adalah anugerah bagi bangsa Indonesia. Karena adanya keragaman, masyarakat belajar bagaimana untuk menanamkan rasa saling menghormati dalam kehidupan. Namun ironisnya, dewasa ini konflik yang banyak timbul di Indonesia adalah karena kurangnya rasa toleransi. Dimulai pencemaran suku, budaya, bahkan yang lebih ekstrem agama. Pada esai ini, penulis akan membahas bagaimana toleransi dapat menjadi kunci perdamaian

Perdamaian tidak dapat dicapai secara mudah. Perlu proses dan pengetahuan di dalamnya. Tanpa perdamaian, kesejahteraan masyarakat tidak akan tercapai. Hal ini disebabkan oleh minimnya sikap toleransi sesama masyarakat. 

Menurut Fikri Fauzi, toleransi adalah tentang menghargai setiap perbedaan yang ada tanpa menghakimi. Toleransi merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan sikap yang objektif terhadap perbedaan. Tidak hanya sadar akan perbedaan, toleransi
membuat manusia menghormati akan adanya perbedaan. Selain itu, toleransi merupakan kunci utama dalam memelihara perdamaian dan menjauhi konflik. Dengan adanya toleransi, konflik bisa dihindari. Perpecahan dan konflik terlahir tanpa adanya sikap toleransi.

Hakikatnya, manusia diciptakan dengan berbagai perbedaan. Budaya, agama yang dianut, pendidikan, kehidupan sosial, karakter juga sifat. Nilai-nilai hidup yang relatif berbeda antar individu sangat rentan menimbulkan sebuah kesalahpahaman. Hanya rasa saling percaya dan toleransi yang dapat menciptakan perdamaian.

Di Indonesia, beberapa konflik terjadi karena minimnya toleransi. Seperti konflik Paso antara umat Islam dengan Kristen, konflik agama di Bogor, serta konflik Sunni-Syiah di Jawa Timur. 

Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama lain menyebabkan para pemeluk agama ini tidak mampu menahan diri, juga kurang menghormati bahkan parahnya memandang rendah agama lain. Kurangnya rasa saling memahami dalam menghadapi perbedaan tanpa mengikuti aturan yang ada menyebabkan komunikasi antar agama tidak berjalan baik.

Untuk menghentikan munculnya konflik karena perbedaan, dibutuhkan kesadaran kemanusiaan dan toleransi agar potensi untuk konflik bisa diredam untuk menciptakan Indonesia yang bebas dari konflik berlarut-larut. Seluruh lapisan masyarakat di Indonesia mempunyai peran yang tidak tergantikan dalam menjembatani perdamaian. Diskriminasi harus dimusnahkan dengan mengangkat nilai toleransi.

Pendekatan multikultural merupakan salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan guna menghilangkan konflik yang sering muncul di Indonesia. Lalu, integrasi dan solidaritas semua pihak juga perlu ditingkatkan. 

Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “berbeda beda tapi satu”. Selayaknya kita membenahi diri dan menunjukan nilai toleransi yang kita elu-elukan sebagai semboyan bangsa dalam kehidupan sehari-hari. Diperlukan keseriusan
dalam mewujudkan spirit kesatuan dalam kebhinekaan atau kesepakatan dalam perbedaan dengan didukung penuh terutama oleh para tokoh agamawan, cendekiawan, dan Negara.

Perdamaian tidak mungkin bisa dicapai tanpa adanya sikap toleransi dari semua pihak. Mari kita mulai dari diri sendiri, dan didik generasi cinta damai untuk memimpin di masa depan nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun