Mohon tunggu...
Chyndi V
Chyndi V Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Skizofrenia: Ayo Kenali Aku

7 Juli 2021   21:01 Diperbarui: 7 Juli 2021   21:23 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan merupakan sesuatu yang mahal, banyak hal yang dilakukan untuk menjadi sehat. Dalam kesehatan, masyarakat cenderung fokus dengan kesehatan fisik tanpa peduli dengan kesehatan lainya. 

Ayo ambil contoh dengan kesehatan jiwa, banyak masyarakat akan merasa sensitif jika ditanya "apakah jiwa kamu sehat?" Masyarakat akan cenderung marah serta menekankan bahwa mereka sehat secara fisik ataupun jiwa. 

Menurut UU 2014 NO 18. Kesehatan jiwa merupakan kondisi seseorang yang dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial. Sehingga dapat mengetahui kemampuan akan dalam diri untuk menghadapi tekanan dari luar maupun dalam, bekerja secara produktif, dan dapat bergabung serta berkontribusi dalam sebuah komunitas. 

Jika kamu cenderung merasa memenuhi kriteria diatas, bisa dikata kamu sehat jiwa. Tapi tahu kah kamu ada begitu banyak gangguan kesehatan jiwa yang sangat rumit sehingga butuh penanganan ahli? Jika tidak, mari berkenalan dengan salah satunya.

Skizofrenia, skizofrenia memiliki arti "terbelahnya fungsi secara psikis" sebutan skizofrenia sudah ada sejak abad ke-20. Skizofrenia merupakan golongan reaksi psikotik yang mengganggu berbagai area fungsi individu yang termasuk dalam berpikir, berkomunikasi,
merasakan dan menunjukkan emosi serta gangguan otak yang ditandai dengan pikiran kacau,waham, halusinasi, serta berperilaku aneh menurut Rhoad (dalam Pardede, Silitonga & Laia, 2020).

Skizofrenia telah banyak diidap oleh seluruh dunia tanpa tahu serumit dan seperti apa skizofrenia itu. Menurut Newman (2020) dalam Medical News Today ,1% populasi di dunia mengidap gangguan skizofrenia dari berbagai ras dan kelompok budaya dengan rata-rata dimulai pada masa dewasa awal atau remaja yang diakibatkan oleh malfungsi pada otak.

Menurut National Institute of Mental di Amerika serikat sebanyak 0,25% - 0,64% populasi Amerika mengalami skizofrenia. Bagaimana dengan Indonesia, Indonesia sendiri pada hasil riset kesehatan 2018 prevalensi skizofrenia menyentuh 1.8 / 1000 penduduk. Survei awal dilaksanakan pada poliklinik RSJ Medan dengan temuan sebanyak 13.899 pasien rawat jalan dibawa oleh pihak keluarga untuk berobat menurut Pardede (dalam Khasanah, 2021)

Apa yang menyebabkan skizofrenia dikatakan rumit? Permasalahan sesungguhnya adalah mengenai mendefinisikan skizofrenia secara akurat, baik dalam mempelajari dan penanganannya. Gejala-gejala pada skizofrenia sangatlah rumit dan tumpang tindih dengan gejala pada gangguan psikiatrik lainya. DSM-5 ( dalam Pinel & Bernes, 2019) Mengategorikan gangguan-gangguan yang terkait skizofrenia dengan sebutan schizophrenia spectrum disorders.

Terjadinya tumpang tindih antar banyak gejala, skizofrenia diistimewakan dengan membagi dua bentuk gejala, gejala positif dan negatif. Gejala positif merupakan gejala yang terlihat pasti dan gejala negatif adalah gejala tidak pasti

Gejala Positif:
- Delusi
- Halusinasi
- Perilaku ganjil
- Afek tidak cocok, ketidak mampuan beraksi       pada tingkatan emosional dalam kondisi negatif     atau positif
- Pembicaraan serta pikiran yang tidak sinkron
- Perilaku ganjil

Gejala Negatif:
- Kurangnya ekspresi emosional
- Avolasi, tidak memiliki motivasi
- Katatonik, tidak bergerak dengan posisi yang     aneh dan dalam jangka waktu lama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun