Mohon tunggu...
churmatin nasoichah
churmatin nasoichah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

^-^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pameran dan Diskusi Situs Kotacina, Silang Budaya Kuno di Selat Malaka

20 Maret 2018   17:42 Diperbarui: 20 Maret 2018   20:45 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Situs Kotacina merupakan salah satu situs arkeologi yang ada di kota Medan, tepatnya di Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Medan, Sumatera Utara. Banyak penelitian yang sudah dilakukan di kawasan situs tersebut, mulai dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Sumatera Utara, bahkan dari Ecole Francaise d'Extreme-Orient (EFEO). Dari kalangan akademisi pun seperti Unimed dan USU telah banyak melakukan kajian terhadap situs tersebut. 

EFEO yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional telah melakukan kegiatan penelitian baik di lapangan maupun analisis temuan sejak tahun 2011 hingga saat ini. Begitu banyak artefak hasil penelitian yang telah didapatkan, baik itu berupa pecahan tembikar, keramik, koin, kayu, tulang, kaca, manik-manik, dan beberapa temuan lainnya. Setelah dilakukan beberapa kali penelitian, di tahun 2018 ini dilakukan juga kegiatan pameran serta diskusi ilmiah terkait Situs Kotacina. Kegiatan tersebut dilakukan di Pendopo Mahasiswa Fisip USU (pameran) dan di aula untuk kegiatan diskusinya sekaligus pembukaan pameran. Pameran situs Kotacina dilaksanakan mulai tanggal 20 hingga 22 Maret 2018. 

Dalam pembukaan pameran serta diskusi tersebut dihadiri oleh beberapa pembicara diantaranya Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Bapak I Made Geria), Wakil Dekan FISIP USU (Bapak Hendra Harahap), Kedutaan Perancis (Bapak Nicolas Gascoin), dan EFEO (Bapak Daniel Perret). Pemaparan sekaligus diskusi dilakukan oleh Bapak Daniel Perret dan Bapak Heddy Surachman terkait hasil-hasil penelitian di Situs Kotacina. 

Berdasarkan hasil diskusi tersebut, berharap ke depannya pihak pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah mampu bekerjasama melestarikan Situs Kotacina sebagai tinggalan budaya karena tinggalan tersebut merupakan bukti adanya multikultural yang sudah ada sejak 1000 tahun yang lalu. Sesuai dengan tujuan nawacita yang salah satunya berupa kebhinnekaan, hal itu mampu diwujudkan dengan keberadaan Situs Kotacina ini.

Dok. Pribadi, 2018)
Dok. Pribadi, 2018)
Setelah kegiatan diskusi selesai, para peserta berkunjung ke lokasi pameran. Terdapat 15 banner yang telah disiapkan oleh EFEO dan Puslitarkenas, 3 banner dari Balai Arkeologi Sumatera Utara dan 2 banner dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh. Terdapat juga 1 buku katalog pameran yang dibagikan secara gratis kepada peserta diskusi dan pameran. 

Beberapa artefak juga dipamerkan diantaranya tembikar-tembikar berupa tempayan, kuali, mangkuk, dan kendi. Tungku yang terbuat dari tanah liat, lalu keramik-keramik cina dari masa Fujian, Long Quan, Xing Pai, dan tempayan keramik. Selain itu terdapat juga tulang penyu dan buaya. Beberapa manik-manik, pecahan kaca, koin, tali ijuk, pasak kayu juga dipamerkan. Hampir sebagian besar temuan tersebut ditemukan di lapisan tanah yang bercampur dengan kerang atau kepa. Dan masih banyak lagi hasil temuan ekskavasi yang tidak bisa dipamerkan. Semua hasil penelitian ekskavasi di Situs kotacina kini disimpan di kantor Balai Arkeologi Sumatera Utara. 

Dok. Pribadi, 2018)
Dok. Pribadi, 2018)
Kegiatan pameran masih terus berlangsung sampai 2 hari ke depan. Bagi kalian warga Medan bisa berkunjung ke Pendopo Mahasiswa Fisip USU untuk menikmati hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan di Situs Kotacina. Selamat Menikmati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun