Mohon tunggu...
Christie Stephanie Kalangie
Christie Stephanie Kalangie Mohon Tunggu... Akuntan - Through write, I speak.

Berdarah Manado-Ambon, Lahir di Kota Makassar, Merantau ke Pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Manusia dan Menyoal Perspektif Negatif yang Sering Kali Muncul

29 November 2019   10:55 Diperbarui: 30 November 2019   09:55 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : unsplash.com (Ilustrasi Merantau)

Perspektif atau sudut pandang dapat diartikan sebagai cara seseorang dalam menilai sesuatu yang dapat diaplikasikan secara lisan maupun tulisan. Sesuatu yang bisa saja benar, bisa jadi salah, atau bahkan bisa saja keduanya (benar dan salah).

Menyoal perspektif, tulisan kali ini akan sedikit menyinggung mengenai perspektif yang diadaptasi dari kisah nyata si penulis.

***

Sebagai seorang perantau yang bekerja sambil berkuliah, tentunya sedikit-banyak mengajarkan saya untuk berhemat, mulai dari biaya kebutuhan sehari-hari, transportasi, jajan, hingga biaya tempat tinggal.

Perihal tempat tinggal, saya memilih rumah kost yang berada dekat dengan kantor, dimana saya bekerja sebagai pertimbangan kantor adalah prioritas. Lima hari dalam satu minggu untuk pulang-pergi kantor, tentunya harus menghemat uang transport, juga menghemat waktu agar tidak terlalu lama di jalan.

Bagi saya secara pribadi, tempat tinggal yang telah saya pilih ini sangat nyaman dengan harga yang juga terjangkau. Dilengkapi dengan furniture, dapur umum dan tempat parkir, juga free laundry dan security yang siap berjaga selama 24 jam.

Tapi ternyata, ada satu hal yang rupanya menjadi kekurangan dari kawasan tempat tinggal ini. Tempat tinggal saya ini berada sangat dekat dengan daerah wanita-wanita malam. Kata orang, "Kamu itu tinggal di Texas-nya Kota Jakarta."

Awalnya, saat saya baru pertama kali merantau ke Kota Jakarta, saya benar-benar tidak tahu-menahu kalau tempat tinggal yang saya pilih dan yang saya anggap nyaman ini ternyata merupakan daerah wanita-wanita malam beraksi.

Dulu, dengan polosnya saya mengganggap bahwa, "Yah, semua orang di Jakarta memang seperti ini. Tinggal di mana pun, pergaulan sudah separah ini. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana saya berusaha menjaga diri sendiri di mana pun saya berada."

Seiring berjalannya waktu, orang-orang semakin sering bertanya, "Kamu tinggal di mana?" dan saya menjawab, "Oh, saya tinggal di sini, di daerah A", tanggapan mereka pun tak jarang menunjukkan ketidaksukaan, seakan-akan mengganggap bahwa saya adalah salah satu dari wanita-wanita malam di daerah tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun