Mohon tunggu...
Christie Stephanie Kalangie
Christie Stephanie Kalangie Mohon Tunggu... Akuntan - Through write, I speak.

Berdarah Manado-Ambon, Lahir di Kota Makassar, Merantau ke Pulau Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sayang, Jangan Biarkan Hubungan Kita Seperti Layangan Putus

5 November 2019   08:50 Diperbarui: 6 November 2019   09:30 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : detik.net (Foto Ilustrasi Layangan Putus)

Penggoda itu memang selalu ada dan siap menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan aksinya. Namun, di sinilah kesetiaan itu diuji, bagaimana pasangan bisa bersama-sama tetap saling menjaga dan menguatkan satu sama lain. 

Yang terakhir adalah, seorang wanita harus kuat secara fisik, mental, lahir dan batin. Dalam kisahnya, sang mantan suami melepas tanggung jawab dalam hal finansial bahkan sopir keluarga pun ditarik, sehingga Mommy ASF meneteskan air mata saat menerima surat tagihan dari PLN dan SPP sang anak. 

Tidak diminta dan saya begitu yakin bahwa tak ada seorang wanita pun yang mau kisah ini juga menimpa dirinya. Namun, dalam hal seperti ini, wanita harus memilki mental "siap ditinggalkan". Dalam arti, bersedih dan menangis itu pasti, namun jangan berlarut dalam kesedihan saat kehilangan. 

Seperti Mommy ASF, ia meneteskan air mata namun di dalam hatinya ia tetap mendoakan anak-anaknya yang secara tidak langsung mendoakan dirinya juga agar kuat menghadapi cobaan, tidak takut melangkah, terus berjalan maju, dan tetap melanjutkan hidup.

Sebagai seorang wanita, saya sangat mengerti apa yang dirasakan sang penulis Layangan Putus ini. Namun kenyataannya, realitas menuntut seorang wanita untuk harus dan tetap kuat. Kuat menghadapi segala cobaan hidup, kuat membuktikan pada mereka yang meninggalkan bahwa hidup kita baik-baik saja dengan atau tanpa adanya mereka di sisi kita. 

Teruntuk para wanita yang sedang meneteskan air mata dalam memperjuangkan hubungannya, sedang diduakan, disakiti bahkan dicampakkan, atau yang sedang memperjuangkan agar 'tali layangannya' tidak putus... Hei, tetap kuat! Tetaplah menjadi wanita hebat yang kuat! Jangan lelah berdiri dengan kakimu sendiri! 

Percayalah, Tuhan maha melihat dan maha mengetahui segala jerih lelah kita. Bahkan Tuhan memperhitungkan tiap tetes air mata yang telah jatuh dan Ia akan menggantikan dengan sesuatu yang lebih baik. Jauh lebih baik dari yang bahkan tidak pernah kita pikirkan sebelumnya. Untuk itu, tetaplah berbahagia dan tetaplah menjadi wanita yang kuat! 

Teruntuk para pria yang sedang atau bahkan telah menyakiti hati wanita, pasangannya. Ingatlah masa-masa saat kau berusaha mendapatkan perhatiannya. Ingatlah masa-masa saat kau berusaha mendapatkan hatinya. Apakah semudah ini kau digoyahkan oleh wanita penggoda? 

Para pria... Cukupkan dirimu dengan apa yang kau miliki. Cukupkan dirimu dengan 1 wanita yang ada di sisimu saat ini. Belajar menerima kekurangannya dan mensyukuri kelebihannya. 

Jika ada yang perlu dibicarakan demi menjaga keharmonisan dalam hubungan, bicaralah. Tolong, jangan bertingkah seakan semuanya baik-baik saja, namun ternyata kau mencoba bermain api di belakang wanitamu. 

Hargai hubungan yang telah kau bangun, hargai keputusan demi keputusan yang telah kau pilih untuk bersama wanitamu saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun