Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Pengalaman Mendaki Gunung Panderman, Mendaki Gunung itu Bukan Seperti ke Taman Hiburan

30 Juni 2025   22:34 Diperbarui: 1 Juli 2025   14:42 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lereng Gunung Panderman. (KOMPAS/DEFRI WERDIONO)

Kasus tewasnya wisatawan warga negara Brazil, Juliana Marins yang mengalami kecelakaan saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani cukup viral di berbagai platform medsos.

Dari berbagai macam tanggapan dan komentar yang banyak beredar, terkesan para netizen sepertinya menganggap bahwa kegiatan mendaki gunung itu seperti kegiatan healing biasa saja.

Perlu dipahami, mendaki gunung itu bukan seperti main ke Dufan loh! Mendaki gunung memang bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan bagi sebagian orang yang melabelkan diri sebagai pecinta alam.

Meski demikian, para pencinta alam tersebut, apalagi yang hanya sekadar ikut-ikutan mencintai alam dan atau masih taraf belajar menjadi pencinta alam, bukan berarti bisa dengan entengnya berangkat untuk menaklukkan gunung.

Bahkan seorang expert pun tetap harus punya persiapan yang matang untuk mendaki gunung, apalagi untuk gunung yang baru pertama kali akan didaki dan memiliki tingkat kesulitan tinggi.

Gunung bukan dunia fantasi, yang safetynya terukur dan terencana dengan baik. Setiap gunung punya karakteristik tersendiri dan punya tingkat kesulitan yang berbeda-beda.

Gunung Rinjani sendiri termasuk gunung yang cukup tinggi tingkat kesulitannya. Untuk pemula, mendaki gunung Rinjani perlu persiapan yang cukup matang dan pendampingan dari profesional yang mengenal baik setiap detail Gunung Rinjani.

Foto: Pemandangan dari puncak Panderman (Tripadvisor.co.id)
Foto: Pemandangan dari puncak Panderman (Tripadvisor.co.id)

Mendaki Rinjani tentunya harus siap dengan berbagai rute jalan yang terjal dan berbahaya. Belum lagi dengan track yang secara langsung berbatasan dengan jurang-jurang yang cukup tinggi, sehingga hal ini memiliki risiko yang tidak mudah untuk dilewati.

Perubahan cuaca yang cepat dan ekstrem, menjadi sesuatu yang sering terjadi, mulai dari kabut, udara dingin, bahkan hujan deras, angin kencang, dan badai petir, menjadi tantangan yang membahayakan para pendaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun