Dalam sebuah survey terbaru dari GoodStats yang bertajuk Perilaku Mengelola Keuangan Masyarakat 2024, terungkap sebuah fakta yang cukup mengejutkan, dimana 7 dari 10 orang Indonesia ternyata tidak punya tabungan.
Menurut survei dari GoodStats ini hanya ada 30,1% responden yang tercatat memiliki tabungan, sedangkan 69,9% sisanya tidak memiliki rekening tabungan. Dan yang mengejutkannya lagi bahwa sebanyak 23,4% responden yang memiliki tabungan mengaku tidak mampu menyisihkan pendapatannya secara rutin untuk ditabung.
Survey juga mengungkapkan bahwa 34,5% mereka yang tidak punya tabungan memilih untuk langsung membelanjakan uangnya dibanding untuk menabung. 28,2% karena alasan pendapatan tidak mencukupi, 10,3% karena tidak terbiasa, 7% karena tidak tahu cara menabung yang efektif, serta 25% dengan alasan lainnya. (Sumber: INSTIKI/instiki.ac.id)
Dalam situasi ekonomi yang belum baik-baik saja, kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Bisa saja tiba-tiba kita terkena PHK, atau tiba-tiba ada yang sakit dan keadaan-keadaan lain yang membuat kita butuh dana darurat.
Atau seperti kondisi saat ini di bulan Ramadhan, dimana harga-harga semua pada naik, kebutuhan keluarga meningkat, pemasukan sangat terbatas, dan tabungan tak punya atau masih tak cukup.Â
Nah, ketika kita membutuhkan dana darurat, tetapi kita tidak punya tabungan tentu akan membuat kita pusing tujuh keliling. Kebanyakan orang akan memilih berutang, Â namun berutang pun tidak semudah membalikkan telapak tangan, selain repot dan rumit, juga memiliki resiko terjebak hutang yang memberatkan.
Mau pinjam ke keluarga ataupun teman, kitanya mungkin berat dan malu. Kerabat dan teman pun belum tentu punya dana cadangan, kalau pun ada mungkin masih mikir untuk meminjamkan, karena kita semua tahu kadang persoalan utang-piutang itu bisa membuat persaudaraan dan pertemanan berantakan.
Sekarang memang banyak pinjaman online alias pinjol, yah pinjol ini prosesnya mudah dan nggak rumit. Mau meminjam ke pinjol? Jangankan pinjol abal-abal yang kalau pinjam 10 juta misalnya, bunganya bisa sampai 100%.
Apalagi kalau kondisi keuangan sedang seret, dan tidak dapat membayar secara lancar. Sebagaimana yang sering kita lihat bagaimana mereka itu yang terjebak ke dalam pinjaman online ilegal.
Bahkan yang legal pun, kalau kemampuan membayar angsuran tidak stabil, kita pasti akan dihadapkan pada tindakan ekstrim, mulai dari bunga yang mahal dan juga cara tagih yang bisa membuat kita malu bahkan terintimidasi.