Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Menyimak Rohingya dari Film Midwives yang Jujur dan tak Memihak

29 September 2022   01:33 Diperbarui: 29 September 2022   01:37 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Steel eye film (via: screen-queens.com)

Nyo Nyo pun akhirnya mendirikan kliniknya sendiri, dengan bantuan kelompok simpan pinjam wanita Muslim, ini semua untuk menjawab skeptisisme yang berbeda dari Hla si rekan Buddhisnya. Sesungguhnya meski terdapat perbedaan di antara mereka berdua, namun  persahabatan esensial mereka telah membawa Nyo Nyo pada kegigihan untuk menghadapi keterasingannya di wilayah yang tak pernah ramah bagi komunitas muslimnya.

Secara keseluruhan, ini film yang menggambarkan kesuraman dari konflik kemanusiaan, meski demikian tetap ada terselip momen-momen yang cukup lucu, seperti ketika seorang pria lokal yang muncul dan menunjukkan berbagai gerakan tariannya. Sutradara Hnin Ei Hlaing telah menitipkan pesan kepada penonton sebagai pengingat bahwa melahirkan pun, yang merupakan pengalaman manusia yang paling universal, masih bisa dikaburkan oleh pikiran sektarian dan rasa curiga.

Midwives ditayangkan perdana di Sundance Film Festival 2022, pada 21 Januari 2022. Dan akan rilis resmi di pasaran pada 30 September ini.

Sebagaimana yang dikatakan sang sutradara Hnin Ei Hlaing dalam wawancara yang dikutip dari screen-queens.com:

"Kami sedang melalui periode yang sangat tragis dan setelah kudeta militer tahun lalu, orang membutuhkan dukungan internasional untuk melawan. Saya juga ingin memutar film di Myanmar untuk mendidik kelompok etnis lain tentang situasi Rohingya. Orang-orang hanya tahu sedikit tentang komunitas ini dan saya berharap dengan menonton film saya, mereka akan mulai memahami bagaimana Rohingya berjuang, mereka tidak memiliki hak untuk bepergian atau mengakses pendidikan"

Sebuah film dokumenter yang jujur dan tidak memihak dari sebuah wilayah gelap dengan konflik kemanusiaan yang mengusik keprihatinan dunia, tentu akan menarik untuk kita disaksikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun