Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ruang Angkasa yang Kini Tidak Lagi Sunyi

6 Januari 2022   18:08 Diperbarui: 6 Januari 2022   18:11 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: memory-alpha.fandom.com

Ketika waktu kita masih kecil, saat melihat ke langit yang ada di benak kita adalah bahwa di atas sana hanya ada tuhan dan malaikat-malaikatnya, atau mungkin juga ada yang membayangkan di atas sana ada mahluk ruang angkasa yang disebut UFO.

Ruang kosmis bagi kita saat masih kanak-kanak adalah ruang yang rahasia, tidak ada manusia dan aktifitas manusia disana, yang ada hanya kehampaan dan benda-benda angkasa dengan tak satupun benda-benda yang berasal dari bumi.

Ruang kosmis dengan segala rahasianya hanya coba dijangkau oleh ilmuwan-ilmuwan, itupun dahulu hanya Amerika Serikat dan Uni Soviet yang berlomba mengeksplorasi ruang angkasa dengan proyek Apollo dan Soyuz mereka.

Selain itu bayangan tentang ruang angkasa hanya bisa kita dapatkan dari film-film fiksi angkasa luar, film seperti Star Trek, A Space Odysey, Star Wars atau yang agak baru Gravity dan The Martian, semuanya membawa imajinasi kita melayang membayangkan kemisteriusan angkasa luar.

Tetapi sekarang ini, kesenyapan dan kesunyian ruang kosmis tidak lagi seperti dahulu, manusia dan aktifitas manusia ternyata sudah ada di angkasa luar yang jauh disana. Benda-benda buatan manusia sudah banyak beredar di orbit ruang angkasa.

Baru-baru ini di akhir Desember lalu, China mengajukan komplain dan menuduh Ameria Serikat mengabaikan hukum luar angkasa internasional dan mendesak Washington untuk bertindak secara bertanggungjawab atas insiden nyaris terjadinya dua tabrakan di tahun 2021 lalu antara stasiun orbit baru Beijing dan satelit yang diluncurkan oleh perusahaan eksplorasi SpaceX milik Elon Musk.

Dikutip dari BBC, Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan.
"AS harus mengambil tindakan segera untuk mencegah insiden seperti itu berulang, dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan astronot di orbit dan pengoperasian fasilitas ruang angkasa yang aman dan stabil." Demikian kata sang juru bicara Kementerian Luar Negeri China

Satelit Starlink yang diluncurkan oleh SpaceX melakukan pertemuan dekat dengan stasiun luar angkasa China pada bulan Juli dan Oktober, padahal astronot China sedang bekerja di stasiun ruang angkasa itu. Insiden ini membuat para astronot harus melakukan manuver stasiun untuk menghindari tabrakan dalam kedua insiden tersebut.

Jika dahulu perseteruan menguasai ruang angkasa hanya melibatkan Amerika dengan Soviet, kini banyak negara termasuk China yang cukup serius ikut berlomba untuk melakukan hal yang sama bahkan tidak saja atas nama negara, tetapi pihak swasta seperti Starlink milik Elon Musk juga ikut berlomba menjelajah ruang angkasa.

Peran China sendiri dalam aktifitas ruang angkasanya, hampir tidak memiliki rekam jejak yang sempurna dalam hal keamanan ruang angkasa. Pada tahun 2007, dalam sebuah eksperimen Beijing menghancurkan salah satu satelitnya sendiri dengan rudal balistik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun