Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menggali Kenikmatan Hidup Melalui Keikhlasan

4 November 2021   00:50 Diperbarui: 4 November 2021   00:52 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: tubasmedia.com

Kisah yang diceritakan Lauren Booth ini dimulai pada bulan Ramadhan di tahun 2008, saat dia menjadi relawan di Palestina.

"Malam itu saya mengetuk pintu rumah keluarga yang sangat miskin di sebuah kamp pengungsian menyedihkan. Dan seorang ibu membuka pintu dan berkata seperti ini, 'Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, silahkan masuk. Selamat datang," Lauren Booth menceritakan.

"Dia menyambut saya dengan percaya diri seolah dia tinggal di Taj Mahal bukan di gubuk kumuh. Dan wajahnya begitu cerah bercahaya. Saya penasaran apakah dia baik-baik saja sekarang. Wajahnya begitu bersinar dan sekarang saya tahu itu disebut 'nur'. Wajahnya penuh dengan nur," ungkap Lauren Booth.

Laurent yang saat itu masih belum memeluk Islam, sempat menyoal, tentang ibadah puasa yang dijalankan oleh seluruh kaum muslimin saat itu, termasuk oleh si wanita miskin bersama keluarganya ini.
"Mengapa kalian puasa.? Untuk apa kalian puasa sebulan penuh? Bukankah kalian sudah terbiasa tidak makan dan hidup papa?" Tanya Lauren Booth

Wanita itu menjawab, "Untuk bisa merasakan kesulitan dan kelaparan orang lain." Jawab si wanita miskin tadi. Jawaban ini yang sontak membuat Lauren Booth tersentak dan tidak habis pikir. Bagaimana mungkin, orang yang paling miskin dan tidak punya apa-apa masih mau mengingat dan memikirkan kesulitan orang lain sementara dia sendiri tidak punya apa-apa.

Laurent seperti ditampar. Jawaban yang membuatnya tersengat, dan membuatnya mendapatkan hidayah memeluk Islam. Itulah ilmu rasa, tentang kenikmatan. Termasuk menikmati apapun keputusan dari-Nya

Kenikmatan itu lahir karena keikhlasan, dimana keikhlasan ini berawal dari yakin atau keyakinan, dan keyakinan yang kuat itu melahirkan harapan. Meski terkadang harus menghadapi berbagai ujian. Namun di balik ujian itu pasti ada pemberian, kata Ibn Athaillah al-Iskandari. Sebaliknya, di dalam pemberian itu justru ada bala' (ujian). Maka, orang yang yakin akan merasakan nikmatnya, kenikmatan yang tidak mungkin diceritakan kepada orang yang tidak yakin, yang tidak ikhlas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun