Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Humor

JNE Diboikot Ganti Jadi JNU Pasti Beres

29 Desember 2020   23:50 Diperbarui: 30 Desember 2020   00:24 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tagar/ Twitter @D3wiSri) via Tagar.id

Gonjang-ganjing politik sepertinya masih akan terus mewarnai perjalanan tahun 2021 nanti.

Meski pemerintah telah berupaya keras untuk menciptakan iklim yang kondusif agar suhu panas perseteruan cebong-kampret atau kadrun dapat diredam.

Prabowo-Sandi sudah bergabung ke dalam kabinet, apalagi yang harus dipertentangkan, level elit sudah menunjukkan betapa indahnya sebuah rangkulan dalam menyelesaikan perbedaan. Tapi di level pendukung keindahan penyelesaian perbedaan masih belum berubah yakni melalui tendangan terbang atau jurus mabuk pendekar drunken master.

Daripada kita ikut-ikutan tidak waras karena saban hari, jadi "kerbau" pembajak sawah jaman now.

Kalau jaman dulu sawah ditanami bibit padi, tapi sekarang sawahnya sudah lain, sekarang sawahnya sawah digital yang ditanami bibit kebencian.

Kelompok tani yang satu kelimpungan dituntut, apa saja yang ditanamnya bisa jadi bahan tuntutan sampai-sampai bermimpi pun ditanyakan mana buktinya. Sementara kelompok tani yang satunya lagi kelaparan kalau tidak menuntut atau menghujat "musuh"nya. Bedain yah musuh dengan lawan, kalau musuh itu harus dihancurkan, kalau lawan itu partner tanding untuk mencari siapa yang terbaik.

Politik akar rumput ini seperti dipelihara, sudah tumbuh liar jadi tempat bersembunyi mulai dari harimau, kucing, kambing, monyet, ular, dan biawak politik.

Politik akar rumput ini betul-betul menerapkan prinsip musuh dari musuhku adalah kawanku, kawan dari musuhku adalah musuhku, disini yang berjaya si kutu loncat yang tidak diketahui jenis kelaminnya, kiri kena kanan kena yang penting aman, siapa musuh tergantung angpao, soal malu urusan belakangan toh sekarang kemaluan dijual bebas dari yang gratis hingga yang berjut-jut.

Kabar terbaru kemarin, ada yang heboh, ada yang viral nih ajakan boikot JNE. Apa pasal?.

Kata berita-berita sih pasalnya sederhana si JNE berteman dengan kadrun, ada di Somad, ada babe diacara ultahnya, padahal Ahok juga disana, pokoknya dimana ada kadrun disitu adalah musuh.

Tapi karena ini jaman edan saya melakukan investigasi humor, dan jawaban kenapa JNE harus diboikot secara humor?. Ternyata mereka tidak terima nama JNE maunya JNU. Nah loh kok bisa, apa bedanya?. Katanya sih JNE itu singkatan dari Jalur Nahdatul Ekstrimis, kalau JNU itu singkatan dari Jalur Nahdatul Ulama.

Daripada kita pusing menghadapi gonjang-ganjing politik di tahun 2021, yang terus dipanaskan dan kita lihat dalam perspektif serius, cobalah kita hadapi semua itu dari perspektif humor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun