Mohon tunggu...
Chaerul Sabara
Chaerul Sabara Mohon Tunggu... Insinyur - Pegawai Negeri Sipil

Suka nulis suka-suka____

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Utang Itu Benihnya Kepercayaan

8 Agustus 2020   16:44 Diperbarui: 8 Agustus 2020   16:38 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya lalu menghubungi kerabat saya untuk membatalkan rencana mengambil laptop secara kredit tersebut. Setelah pembatalan tersebut, karena berkas pengajuan kredit sudah lengkap, kerabat yang saya minta tolong mengurus tadi, meminta kepada saya untuk mempergunakan berkas saya untuk ia pakai mengambil Handphone, dengan alasan menurutnya karyawan di kantornya tidak bisa mengambil kredit di kantor sendiri. 

Saya sih percaya saja, apalagi kerabat saya inikan pegawai pada kantor tersebut, pikir saya tak mungkinlah menunggak di kantor sendiri, jadi saya pun setuju. Begitulah ketika ada telepon konfirmasi pengajuan kredit pengambilan barang ke ponsel saya, saya mengiyakan bahwa betul saya mengambill barang yang dimaksud, begitulah.

Satu bulan pertama tidak ada masalah, bulan kedua ada pemberitahuan kalau saya telat membayar, bulan ketiga masuk lagi pemberitahuan telat bayar, bahkan bulan-bulan selanjutnya bahkan pemberitahuan belum membayar kewajiban utang "saya", kerabat saya yang mengambil barang tersebut, jika saya hubungi sudah bersilat lidah dengan begitu banyak alasan, karena sangat merasa terganggu apa lagi sampai ditemui oleh kolektor di rumah.

Saya menjelaskan pada kolektor yang datang, bagaimana cerita sesungguhnya tentang utang yang ditagih ini, barulah terungkap bahwa kerabat saya ini ternyata sudah sering melakukan tindakan seperti ini, saya memang tidak pernah lagi ditagih oleh kolektor, tapi ternyata nama saya telah diblack list, sebagai debitur hitam, saya tidak mungkin lagi bisa mengambil kredit di lembaga keuangan ataupun lembaga pembiayaan dimanapun.

Kerugian besar bagi saya, bukan saja karena telah diblacklist, saya toh in sya Allah berusaha untuk tidak melakukan pinjaman, tapi kerugian yang saya rasakan adalah nama baik yang tercemar akibat ulah orang yang hobby mengutang tapi tidak mau membayar, sudah merugikan orang lain, kebiasaan ini pada akhirnya membuat kerabat saya juga rugi sendiri, diberhentikan dari pekerjaannya dan kehilangan kepercayaan.

Karena utang itu ngeri-ngeri sedap, maka sebaiknya kita mempunyai rambu-rambu bagaimana seharusnya berutang dan memberi utang, cacat nama karena utang itu lebih tajam dari silet dalam memutus tali silaturahmi

             - Diperbolehkan berutang jika keadaan benar-benar terpaksa.

Dalam islam dikatakan bahwa utang itu menyebabkan kehinaan di siang hari dan kesengsaraan di malam hari. Betapa beratnya utang itu, hanya orang-orang yang putus nurani yang sanggup berdiri tegar dibawah himpitan utang.

Jadi jika belum terpaksa janganlah berutang, dan bagi pemberi utang harus betul-betul yakin bahwa yang akan mengutang ini betul-betul terpaksa berutang, jangan sampai mengutangkan kepada orang yang berutang karena kebutuhan konsumtif apalagi kebutuhan hura-hura.

           - Jika berutang hendaknya diiringi dengan niat yang kuat untuk membayarnya.

Utang yang tidak dibayar adalah kepercayaan yang hilang, menggores malu dan akan mendapat balasan pedih di hari kemudian. Dalam sebuah hadist dikatakan, Dari Abu hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang mengambil harta orang lain (berutang) dengan tujuan untuk membayarnya (mengembalikannya), maka Allah SWT akan tunaikan untuknya. Dan barang siapa yang mengambilnya untuk menghabiskannya (tidak melunasinya), maka Allah akan membinasakannya". (Riwayat Bukhari).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun