Fatherless biasanya merujuk pada kondisi di mana seorang anak tumbuh tanpa kehadiran ayah, baik karena perceraian, kematian, atau ketidakhadiran fisik. Namun, ada fenomena yang sering terabaikan: kondisi fatherless dalam rumah tangga yang utuh. Ini terjadi ketika seorang anak secara emosional atau psikologis merasa kehilangan figur ayah meskipun ayahnya hadir secara fisik di rumah.
Definisi Fatherless dalam Rumah Tangga Utuh
Fatherless dalam rumah tangga utuh adalah situasi di mana seorang ayah, meskipun tinggal bersama keluarganya, tidak menjalankan perannya sebagai figur ayah yang aktif secara emosional, psikologis, dan sosial. Kehadirannya terbatas pada aspek fisik atau materi, tetapi tidak memberikan dampak mendalam pada pembentukan karakter dan kesejahteraan emosional anak.
Beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini antara lain:
1. Kesibukan kerja: Ayah yang terlalu sibuk dengan pekerjaan cenderung tidak memiliki waktu berkualitas untuk berinteraksi dengan anak.
2. Kurangnya keterampilan komunikasi: Tidak semua ayah merasa nyaman atau tahu cara berbicara secara emosional dengan anak-anak mereka.
3. Ketidakhadiran emosional: Ada ayah yang hadir secara fisik, tetapi emosinya tertutup, tidak terlibat dalam kehidupan anak, atau bahkan bersikap dingin.
4. Perbedaan pola asuh: Kadang-kadang, pola asuh tradisional yang menempatkan ibu sebagai pengasuh utama membuat ayah merasa tugasnya hanya sebatas menyediakan kebutuhan materi.
Dampak Fatherless pada Anak
Kondisi ini dapat meninggalkan dampak yang signifikan pada perkembangan anak, baik secara emosional maupun sosial. Berikut adalah beberapa dampaknya: