Mohon tunggu...
christy lavenia
christy lavenia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Biologi Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Biota Laut: Paus Pembunuh, Predator Utama Lautan dan Samudra

5 Desember 2020   13:14 Diperbarui: 5 Desember 2020   13:26 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paus pembunuh (Orcinus orca) merupakan spesies yang sering ditemukan di sirkus, tempat wisata air, dan ditampilkan di beberapa film. Karakteristik morfologi yang mencolok dan mudah diingat memudahkan kita untuk membedakan paus pembunuh dari spesies cetacea lainnya. Paus pembunuh memiliki warna hitam, biasanya hitam legam dengan corak putih di bagian dorsal. Corak putih tersebut juga terdapat di bagian rahang bawah hingga ke bagian sirip medial dan bagian urogenital (Heyning & Dalheim, 1988).

Gambar 1. Morfologi Paus Pembunuh. Ket: bagian lateral dan ventral pada (A,B) jantan dan  (C,D) betina.Sumber: Heyning & Dalheim, 1988.
Gambar 1. Morfologi Paus Pembunuh. Ket: bagian lateral dan ventral pada (A,B) jantan dan  (C,D) betina.Sumber: Heyning & Dalheim, 1988.

Siklus reproduksi paus pembunuh berbeda-beda pada beberapa wilayah tergantung kondisi iklim dan musim. Siklus reproduksi paus pembunuh di wilayah Atlantik Timur Laut terjadi pada musim gugur hingga akhir musim dingin. Betina dewasa memiliki periode siklus poliestrus yang diselingi dengan interval non-siklus 3–16 bulan. Kemudian, paus betina akan mengalami menopause pada umur sekitar 30-an hingga 40-an tahun. Masa gestasi pada betina sekitar 15–18 bulan dan kemudian menyapih anak hingga 1–2 tahun. Tingkat mortalitas bayi yang berumur 28 hari (neonatus) pada paus pembunuh cukup tinggi, yaitu sekitar 43% (Ford, 2009).

Paus pembunuh juga merupakan hewan kosmopolitan yang terdistribusi luas dan dapat ditemukan di semua samudra dan sebagian besar lautan, tetapi paling umum ditemukan pada pesisir, perairan beriklim sedang, terutama laut yang memiliki produktivitas yang tinggi. Paus pembunuh memiliki densitas terbesar di sepanjang pantai bagian barat laut, Amerika Utara dan di Samudra Selatan.

Di Antartika, paus pembunuh  dapat tersebar luas di beberapa wilayah hingga ke perairan yang tertutupi es. Paus pembunuh jarang terlihat di perairan Artik, tetapi sering melakukan migrasi ke perairan tersebut di akhir musim panas. Informasi mengenai distribusi paus pembunuh di perairan tropis terbatas, tetapi banyak catatan yang menunjukkan bahwa paus pembunuh sesekali terlihat di perairan tersebut (Ford, 2009). Pada peta distribusi geografis paus pembunuh (gambar 2), wilayah dengan bagian yang gelap menunjukkan adanya catatan dan dokumentasi mengenai paus pembunuh di wilayah tersebut, sedangkan wilayah dengan bagian yang diarsir menunjukkan adanya catatan tetapi tidak ada dokumentasi (Heyning & Dalheim, 1988).

Gambar 2. Peta distribusi geografis paus pembunuh. Sumber: Heyning & Dalheim, 1988.
Gambar 2. Peta distribusi geografis paus pembunuh. Sumber: Heyning & Dalheim, 1988.

Paus pembunuh merupakan spesies terbesar pada famili Delphinidae. Ukuran tubuh paus pembunuh dapat mencapai 9 m pada jantan dan 7,7 m pada betina, dengan berat tubuh maksimum 6.600 kg pada jantan yang memiliki panjang 7,65 m dan 4.700 kg pada betina yang memiliki panjang 6,58 m. Ukuran tubuh yang besar menyesuaikan dengan peran paus pembunuh sebagai predator puncak (apex predator) di lautan dan samudra.

Terdapat lebih dari 140 spesies yang tercatat sebagai mangsa paus pembunuh, seperti ikan salmon (Oncorhynchus spp.), ikan tuna (Thunnus spp.), cumi-cumi, gurita, penyu, burung laut, berbagai jenis hiu, dan bahkan kelompok cetacea lainnya yaitu kelompok pinniped (anjing laut dan walrus) dan dugong. Walaupun paus pembunuh merupakan predator utama di perairan, paus pembunuh dianggap tidak berbahaya bagi manusia dan tidak ada catatan yang menunjukkan adanya kasus paus pembunuh yang menyerang manusia di lautan lepas (Ford, 2009).

Gambar 3. Paus pembunuh sedang memburu mangsanya, paus tombak.Sumber: Ford, 2009.
Gambar 3. Paus pembunuh sedang memburu mangsanya, paus tombak.Sumber: Ford, 2009.

International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menetapkan status konservasi paus pembunuh tidak diketahui atau data deficient pada tahun 2008. Hal tersebut dikarenakan terdapat paus pembunuh dengan jenis yang berbeda dan cakupan daerah distribusi yang luas. Walaupun begitu, paus pembunuh merupakan spesies yang rentan diburu dan dieksploitasi oleh manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun