Mohon tunggu...
Christine Gloriani
Christine Gloriani Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Pembaca yang belajar menulis

Pembaca yang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gelang Persahabatan

8 Desember 2018   05:25 Diperbarui: 8 Desember 2018   05:21 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : pixabay.com

"Kembalikan itu," pinta Inge. Dia memiliki firasat yang tidak enak namun Eva malah memakaikan gelang ke pergelangan tangannya. Seperti biasa, dia tidak bisa menolak keinginan Eva.

"Cantik." Eva mengangkat tangan dan menggoyangkannya perlahan. Terdengar bunyi gemerincing dari satu-satunya lonceng kecil yang terpasang di antara dua hiasan peri.

"Ungu sangat cocok denganmu. Terima kasih peramal, kami pergi dulu." Eva memakai gelang di tangan kiri sedang Inge di tangan kanan.


"Terima kasih." Inge sedikit menundukkan kepala untuk menunjukkan rasa terima kasihnya. Dia sendiri juga merasa lega karena mendapatkan gelang yang bisa dianggap sebagai gelang persahabatan. Gelang identik, yang satu berhiaskan peri bersayap ungu dan satunya berwarna biru.

Eva mengulurkan tangan kiri yang langsung disambut oleh Inge. Mereka berdua bergandengan tangan keluar dari tenda. Senyum terukir diwajah cantik mereka. "Sahabat selamanya," kata mereka bersamaan. Mereka tidak menyadari kalau gelang-gelang itu bersinar walau redup.

"Woah, apa ini?" Inge merentangkan kedua tangan. Dia sangat kaget karena berada di ketinggian diantara tingginya pohon yang berjajar rapat. Apakah mereka terbang?

"Aaaaa...." teriak Eva yang kehilangan keseimbangan. Pegangan tangan mereka terlepas.

Tiba-tiba seorang pemuda menangkap tubuh Eva. Pelan-pelan membawanya turun. "Apa kalian baik-baik saja?" tanya pemuda itu sambil tersenyum.

Eva terhanyut oleh senyuman cowok itu. Rasanya sungguh bahagia hanya dengan melihat wajahnya. Tanpa sadar dia ikut tersenyum.

"Lepaskan tangannya!" Inge menarik tangan Eva agar terlepas. Eva seperti orang mabuk yang sudah tidak sadar dengan kondisi sekitar. Dia hanya senyum-senyum sambil memandang cowok itu.

"Ada apa denganmu? Apa kamu iri karena pemuda cakep ini menolongku?" Suara Eva meninggi tapi terdengar seperti sedang menahan kesakitan. Dia memegangi pergelangan tangan kirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun