Mohon tunggu...
Christina Budi Probowati
Christina Budi Probowati Mohon Tunggu... Seorang ibu rumah tangga yang memiliki hobi menulis di waktu senggang.

Hidup adalah kesempurnaan rasa syukur pada hari ini, karena esok akan menjadi hari ini....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yus, Bolehkah Kuceritakan Kisah tentang Kita?

6 Maret 2025   19:08 Diperbarui: 7 Maret 2025   04:48 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan sedang berdoa (Ilustrator: Daioe)

Malam itu badanku benar-benar bergetar sangat hebat, Yus...
Segalanya terasa begitu cepat, tanpa memberi jeda bagi napasku untuk berembus
Saat-saat aku menyambut kehadiranmu ke dunia dengan perasaan haru biru
Dan belum sampai mata berkedip dengan napas yang masih menderu
Semua orang telah sibuk menyambutmu
Meninggalkanku yang termangu
Di malam yang penuh dengan bintang itu

Malam itu ada kelegaan merayap di hatiku, Yus...
Kehadiranmu benar-benar membuatku takjub
Kau tahu, semua orang bersukacita pada waktu itu
Termasuk aku yang siang malam selalu menantikanmu
Dengan harap-harap cemas di hatiku
Akhirnya kita bertemu juga, Yus...
Dan penantianku pun berakhir malam itu

Yus, bolehkan kuceritakan sedikit tentang kisah kelahiranmu?
Pada sebuah malam di awal bulan Maret yang begitu syahdu?
Malam itu adalah kali pertama aku menyaksikan sebuah proses persalinan, Yus...
Dan itu adalah proses persalinanmu yang dibantu oleh seorang dukun bayi setengah baya
Pada malam dengan suasana yang benar-benar syahdu
Di mana semua orang di rumah melakukan aktivitasnya dalam keheningan yang sungguh senyap
Tetapi, tiba-tiba saja aku dikejutkan dengan suara bergemuruh seperti guntur

Mendengar itu, aku langsung mengintip dengan menyibakkan korden pengganti pintu itu, Yus...
Ups, aku melihat dengan jelas selaput putih di jalan lahirmu...
Apakah kau yang ada di dalamnya?
Apakah itu yang dinamakan bayi lahir bungkus?
Bayi yang lahir dengan kondisi tubuh masih terbungkus oleh kantung ketuban yang masih utuh?
Hatiku berdebar kencang ketika Sang Dukun Bayi kemudian meminta garam
Aku pun segera menjauh dari kamar itu agar tidak menghalangi orang yang tergopoh-gopoh untuk membantu
Yang sesaat kemudian, tangisanmu benar-benar memecah keheningan di malam itu

Dan belum sempat hatiku di dalam ketenangan, rasa cemas dan takut pun mendatangiku, Yus...
Saat-saat ketika tali pusarmu akan dipotong dengan menggunakan welat
Kau pasti tahu, welat adalah semacam pisau dari bambu tipis yang sangat tajam
Khusus dibuatkan untukmu oleh kakek kesayanganku, Mbah Tari...
Aku pun kemudian berdoa semoga kau berlimpah berkat kebahagiaan di masa depan
Seperti yang dikatakan Primbon Jawa tentang banyaknya keistimewaan bagi bayi yang lahir bungkus
Ah, tetapi aku tidak bisa memastikan apakah kau benar-benar lahir bungkus
Karena tidak ada satu pun orang besar yang mau menjelaskan apa yang kulihat waktu itu

Mungkin kau adalah yang terakhir dalam sejarah proses persalinan di keluarga besar kita
Yang persalinannya di rumah sendiri dan dibantu oleh Dukun Bayi
Karena seorang bidan kemudian datang dan tinggal di desa kita
Membantu proses persalinan adik-adikmu yang lahir beberapa tahun kemudian
Kulanjutkan lagi ya, Yus...
Setelah kau dimandikan dan dibedong
Kau dibaringkan di kamar Nenek Salmi yang kasurnya paling empuk di rumah kita
Dan akulah yang menungguimu selama ibumu mendapatkan perawatan usai persalinan

Kulihat darah memenuhi lantai kamar yang dipakai buat persalinan darurat itu, Yus..
Waktu itu, aku masih sempat melihat ibumu dimandikan air hangat di kamar itu pula
Dan nenekmulah yang mengurus itu semua...
Sedangkan aku?
Tentu saja aku terus menungguimu tanpa ingin diganggu oleh siapa pun
Tetapi malam itu aku malah bersedih, Yus...
Aku tak bisa tidur di dekatmu seperti saat kau masih dalam kandungan ibumu
Kata orang-orang, aku bisa menindihimu bila tidur di dekatmu

O iya, apakah kau bisa mengingat dan merasakan ciumanku saat di kandungan ibumu?
Tentu saja aku melakukannya dengan mencium perut ibumu tiap malam sebelum aku tidur
Tetapi saat kau telah lahir, aku  malah tak bisa langsung menyentuhmu
Dan aku begitu tersiksa menantikan waktu untuk dapat menyentuhmu
Akhirnya aku hanya bisa bersedih malam itu, Yus...
Terpaksa tidur di kamar lain dengan merana malam itu
Menangis di balik selimut yang menutupi sekujur tubuhku
Sampai kusadari, kehadiranmu telah membuat banyak perubahan pada diriku

Ya, kehadiranmu telah mengubahku dari gadis cilik yang manja, pemalas, dan juga jorok
Menjadi angsa putih dengan bulu cantik yang mulai tumbuh
Dan benar saja...
Perlahan namun pasti aku bisa melepaskan jeratan itu, Yus...
Jeratan kenyamanan sebagai anak bungsu yang selalu dimanja
Meski terlambat, akhirnya aku mampu melangkah untuk menjadi dewasa sejak itu
Aku benar-benar berupaya keras, Yus...
Dan dari sekian banyak alasan, salah satunya pastilah itu karenamu
......

Baca juga: Catur Oh Catur

Kini kuceritakan sedikit kisah tentangku
Entahlah, apakah itu petaka atau karunia bagiku, Yus...
Ketika aku masuk SMP favorit di kota dan harus tinggal di tempat kos
Jauh dari rumah kita dan juga darimu...
Untuk beradaptasi dengan segala hal yang sama sekali baru
Dan semua hal itu adalah tentang bertahan hidup, Yus...
Aku memang harus indekos agar bisa tetap sekolah apabila tak memiliki uang transport
Walaupun berat, aku hanya bisa pasrah saja menerima nasibku itu

Banyak hal yang kemudian terjadi di dalam semesta kehidupanku, Yus...
Tetapi yang selalu kuingat, kau selalu menyertaiku, dengan diam-diam masuk ke lubuk hatiku
Betapa riangnya hatiku tiap kali kau mengunjungiku di tempat kos
Ya, suka tidak suka aku memang harus belajar hidup mandiri sejak saat itu, Yus...
Bertahan hidup dengan uang pas-pasan bahkan sampai menjual buku di loakan untuk makan
Ssst, aku juga pernah berhutang kepada ibu guru wali kelas baik hati untuk bayar kos
Mungkin aku memang satu-satunya murid yang berani meminjam uang pada ibu guru kala itu
Dan kisah ini mungkin terlewat kuceritakan kepadamu...

Wajahmu yang bundar dengan gigi kelinci itu memang sungguh menggemaskan, Yus...
Hingga selalu saja membayangi setiap langkahku
Apalagi ketika aku sudah duduk di bangku SMA dengan banyak ekstrakurikuler yang kuikuti
Wajahmu malah semakin jelas saja tergambar pada dinding tebing sebuah lembah
Tatkala aku meluncur dengan seutas tali tambang saat mengikuti Diklat SAR dalam kegiatan Pramuka
Dan ternyata, kamu yang menjadi alasanku untuk selalu berhati-hati dan waspada
Tentu saja agar bisa kembali pulang dengan selamat
Menangkapmu yang berlarian memelukku kala aku pulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun